“Saya mengapresiasi peran BSI dalam mendukung peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM dan membawa mereka bisa naik kelas, serta kontribusi BSI mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ke depan, saya berharap BSI terus memberikan kontribusi nyata untuk kemajuan ekonomi dan perbankan syariah serta menjadikan Indonesia menjadi pemain utama dalam halal value chain dunia,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dalam sambutannya menyampaikan, merger BSI pada 1 Februari 2021 merupakan salah satu wujud nyata Transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN. Saat ini, BSI selalu berpegang teguh untuk menjadi bank syariah yang inklusif dan modern, serta melayani semua segmen nasabah dari mulai usaha mikro, UKM, retail, hingga korporasi.
“Di usianya yang ketiga, BSI mampu menunjukan performa yang impresif diantaranya masuk ke jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar, seiring harga saham emiten bersandi BRIS yang melesat sehingga mendorong market cap perseroan menembus Rp131,47 triliun pada 13 Maret 2024. Dengan pertumbuhan harga saham tertinggi dibandingkan bank syariah lainnya yaitu sebesar 63,8% selama year to date peningkatan saham Indonesia menjadikan BSI masuk golongan perusahaan yang aktif berkontribusi di bursa dan mendorong IHSG Indonesia,” ujar Wamen BUMN.
Ia menambahkan, di sisi kinerja keuangan, BSI merupakan satu-satunya Bank Syariah di jajaran Top 5 Bank di Indonesia dengan dengan total aset mencapai Rp353,4 Triliun dan laba bersih tahun 2023 mencapai Rp5,7 Triliun. BSI juga merupakan kontributor zakat terbesar di Indonesia yaitu sebesar Rp222 Miliar pada Tahun 2023 dan ditargetkan terus meningkat setiap tahunnya.
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 5 Baca Halaman Selanjutnya
Editor : Redaksi