Walaupun demikian, lanjut dia, penanganan gizi buruk di Bumi Lamaranginang julukan Kabupaten Luwu Utara tetap menjadi prioritas Pemda Luwu Utara bersama Tim Kesga Gizi Dinas Kesehatan.
“Kinerja pemda, khususnya dalam penanganan kasus gizi balita, menjadi salah satu layanan prioritas dan dapat kami sampaikan bahwa kondisi kasus gizi buruk di Luwu Utara tahun 2021 dan 2022 masih konstan, yaitu sebanyak dua orang,” tambah Marhani.
Meski hanya dua kasus gizi buruk dalam kurun waktu dua tahun terakhir, tetapi Pemda Lutra tetap menyiapkan langkah-langkah antisipasi, seperti menyiapkan sumber daya manusia, melalui pelayanan promotif, preventif, dan kuratif.
“Yang lebih utama sebenarnya adalah melakukan edukasi kepada masyarakat untuk memahami dan meningkatkan pola asuh anak yang baik dan benar,” imbuhnya.
“Saya kaget mendengar angka 309 kasus gizi buruk. Satu saja kasus terjadi, penanganannya sangat luar biasa, apalagi kalau sampai ratusan, seperti mau kiamat. Namun, ini tetap menjadi atensi kita agar yang masuk ke dalam status tidak menjadi kasus,” jelasnya.
Halaman Berita ini : 1 2