Beberapa nama senior yang disebutkan diantaranya, Ilham, Bombom, Pai, Alam, Junggel dan Teten. Bentuk hukuman yang kerap diberikan senior-senior kepada peserta Diksar setelah melakukan evaluasi adalah, untuk 1 set terdiri atas 9 kali push-up, 9 kali sit-up, dan 9 kali kengkreng. Setiap hari rata-rata peserta mendapatkan hukuman dari para seniornya sampai sebanyak 10 set.
Menurut seorang saksi, para senior yang sudah berstatus alumni FT Unhas datang Selasa (10/1/2023) malam dengan mengenakan pakaian PDH Mapala. Selama 5 hari senior-senior itu melakukan evaluasi kepada peserta dan jika dinilai ada kesalahan maka akan diberikan set. Setiap hari ada evaluasi dilakukan para senior sampai subuh pukul 03.30 Wita, dan pagi pukul 07.00 Wita sudah harus bangun karena pukul 08.00 Wita telah melanjutkan perjalanan.
“Kalian sudah tahu Virendy sudah sempoyongan dan kondisinya telah menunjukkan jika bersangkutan sudah tidak mampu lagi, kenapa tidak ada yang menentang senior-senior dan menyarankan untuk dipulangkan saja ? Apa urusannya para senior datang kasih set, mereka kan sudah alumni. Lantas apakah tidak ada pencegahan yang dilakukan Ibrahim dan Farhan kepada para senior ?,” kejar hakim.
Pertanyaan ini kemudian dijawab serentak beberapa saksi jika mereka segan dan sungkan serta tidak berani membantah seniornya. Alasannya, karena sudah menjadi kulturnya di Mapala ataupun organisasi kemahasiswaan bahwa senior tidak pernah salah. “Virendy sudah dalam kondisi tak berdaya dan sementara istirahat pada Kamis (12/1/2023) malam, ada senior bernama Ilham masih suruh bangunkan dan panggil Viren menghadapnya,” ungkap saksi.
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 Baca Halaman Selanjutnya
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan