“Melihat kondisi tubuhnya telah menunjukkan ketidakmampuan untuk meneruskan perjalanan, sudah sepatutnya Kamis malam itu Virendy dipulangkan. Tapi kenyataannya hal ini tidak dilakukan oleh panitia sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi di lokasi kegiatan. Kami selaku peserta pun tidak berani bersuara,” sambung saksi.
Bahkan pada Jumat (13/1/2023) dinihari sekitar pukul 01.00 Wita, beber saksi lagi, Virendy masih dievaluasi senior bernama Bombom dan disuruh berlari. Meski diberikan set oleh seniornya, Virendy diam saja dengan tetap melakukan push-up dan sit-up. Pemberian set kepada peserta bukan hanya dilakukan senior-senior saja, tapi juga oleh Korlap (Koordinator Lapangan) dan Korpes (Koordinator Peserta).
Menumpang Bus FT Unhas
Menjawab penegasan majelis hakim terkait kegiatan Diksar tersebut, saksi menjelaskan bahwa keberangkatan rombongan peserta Diksar & Ormed XXVII UKM Mapala 09 ini dilepas secara resmi dalam sebuah acara seremonial yang dilaksanakan Senin (9/1/2023) di kampus Fakultas Teknik Unhas, Kabupaten Gowa.
Dalam acara pelepasan tersebut, papar saksi, hadir pejabat dan dosen fakultas diantaranya bernama Hamzah yang mengenakan jas almamater Unhas dan tampil memberikan sambutan. Juga tampak Ibrahim selaku Ketua UKM Mapala 09 FT Unhas bersama pengurusnya, dan Farhan sebagai Ketua Panitia Diksar serta personel kepanitiaannya. Usai pelepasan secara resmi itu, rombongan peserta berangkat menumpang mobil bus milik FT Unhas menuju Sambueja Kabupaten Maros.
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 Baca Halaman Selanjutnya
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan