Pada 26 Juni 2024, korban sempat menulis pemberitaan soal unjuk rasa menuntut Kapolres Karo dicopot atas maraknya perjudian, prostitusi dan narkoba. Tulisan itu juga ia muat di akun Facebook pribadinya yang menyinggung soal lokasi judi yang diduga didalangi oknum prajurit TNI tadi.
“Ada info untuk operasional komando bebasnya lokasi perjudian depan asrama Batalyon tetap beroperasi.
Dapatkah dibenarkan buka lokasi perjudian untuk kepentingan operasional Komando seperti info diatas?.
Kurang biaya operasional kah Batalyon 125 Sim’bisa sehingga anggotanya harus membuka lapak perjudian?.
Aksi demo lintas agama hari ini akan ternodai dengan eksisnya lokasi perjudian asrama Batalyon.
Berikan komentar anda secara santun dan sopan untuk mewarnai lanjutan pemberitaan Oknum TNI kelola perjudian. Terimakasih,” tulis Sempurna dalam kutipan postingannya.
Dalam rentetan itu, rekan korban pun sempat mendapat ‘warning’ bernuansa ancaman melalui pesan WhatsApp dari ketua ormas. Didalam pesan itu, ketua ormas menyebut bahwa korban dan rekannya sedang diikuti. Untuk itu, mereka diminta untuk tidak pulang ke rumah.
Namun, malam itu sekira pukul 23.35 WIB, korban tetap pulang ke rumah. Ia diantarkan oleh rekannya menggunakan mobil Avanza warna hitam. Rumah korban kemudian terbakar pada Kamis (27/6/2024) dinihari sekitar pukul 03.30 WIB. Korban bersama tiga anggota keluarganya ditemukan tewas terbakar di dalam satu kamar.
Lebih jauh, sesuai pengakuan putri korban, Irvan mengungkapkan bahwa korban dan istrinya sehari-hari membuka warung kelontong menjual BBM eceran, gas elpiji ukuran 3 kg dan kebutuhan hidup lainnya. Istri korban selalu mengamankan BBM eceran dan gas elpiji itu dengan menutupnya pakai kain basah.
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 Baca Halaman Selanjutnya
Penulis : Ius
Editor : Redaksi sumut