Ia dengan tegas mengatakan bahwa ini adalah kegiatan murni untuk membantu ketiga anak yatim ini, tanpa ada unsur kampanye dari paslon manapun.
“Ini adalah kegiatan murni kami untuk ketiga anak yatim ini, bersama organisasi kemahasiswaan, ormas, dan LSM. Tidak ada unsur kampanye dari paslon manapun,” tegas Purnomo dengan nada serius.
Purnomo juga menambahkan bahwa seharusnya masyarakat menyambut dengan tangan terbuka jika ada calon yang menunjukkan kepedulian kepada anak yatim.
“Kalau ada paslon yang peduli, kita seharusnya menyambut mereka. Justru dengan laporan yang ada, siapa yang bertanggung jawab jika Pemdes tidak peduli dengan anak yatim yang kami titipkan?” Apakah Bawaslu akan membantu menjaga keamanan dan perlindungan anak-anak ini? Lebih bermanfaat Bawaslu berkontribusi nyata untuk peduli kepada anak yatim ketimbang mempolitisasi kegiatan tersebut ke media?” tanyanya retoris, mengungkapkan keprihatinan akan perlunya perhatian terhadap anak-anak yang terpinggirkan.
Ia lebih lanjut menekankan bahwa kehadiran Bawaslu untuk meminta keterangan Kades merupakan bentuk intervensi yang tidak perlu dan keberpihakan kepada paslon pilkada.
“Ini bisa jadi pesanan dari paslon pilkada lainnya, padahal kegiatan pemulangan anak yatim ini tidak ada hubungannya dengan kampanye, dan selain itu, belum ada penetapan nomor urut paslon dari KPU,” ungkap Purnomo.
Kegiatan pemulangan anak yatim yang digagas dengan tulus ini seharusnya mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat tanpa dicampuri oleh kepentingan politik.
Halaman Berita ini : 1 2 3 Baca Halaman Selanjutnya
Penulis : Sandy
Editor : Redaksi DNID Babel
Sumber Berita : KBO BABEL