“Untuk merubah pola pakan pada ternak baru tidak bisa langsung instan. Maka penggunaan konsentrat dan fermentasi pakan diyakini akan lebih menguntungkan peternak,” terangnya.
Sedang Pande aktivis yang juga peternak Y Bunga mengatakan bahwa, ada sebagian petani dan peternak yang nasibnya kurang baik. Karena itu, mereka membutuhkan bantuan dari sesamanya.
“Banyak petani yang sekarang sedang mengalami kesulitan. Misalnya, harga pupuk yang tinggi, dan harga pakan ternak yang juga tinggi. Karena itu, kita adakan pelatihan membuat pakan fermentasi ternak yang murah tapi berkualitas,” terangnya.
Bunga menambahkan, dalam pelatihan ini, dirinya memberikan penjelasan bagaimana membuat pakan fermentasi yang baik dan benar. Sehingga kedepan, petani tidak hanya menggantungkan kepada orang lain. Tetapi mereka menjadi mandiri.
“Untuk bahannya berupa EM 4, molase/gula aren/gula pasir, Yakult, pixmix/konsentrat, ķedele halus, jagung halus, dedak halus, pisang-pisang yang bonnyo’, daun daunan lunak seperti daun pepaya, kangkung, daun ubi jalar, daun kelor dan lain-lain, buah pepaya bonnyo’, umbi-umbian yang sudah digiling, kunyit, temulawak, ampas tahu,roti bekas, bekatul, rumput odot/benggala, dan lainnya. Setelah itu, semua bahan dicampur menjadi satu. Kemudian, bahan ini dimasukkan ke dalam wadah dan di injak-injak lalu tutup rapat, dan tunggu fermentasi dihari keempat bisa diberikan ke ternak,” paparnya.
Sementara itu, salah satu peserta, Niko mengaku senang dengan diadakannya pelatihan ini. Peserta diberi gambaran secara ilmiah dan manual serta praktek langsung membuat pakan ternak.
Halaman Berita ini : 1 2 3 Baca Halaman Selanjutnya
Penulis : Benyus
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan