Makassar, DNID Sulsel-l — Dalam politik elektoral, keterwakilan sumber daya kader politik dari berbagai wajah ke-indonesiaan, termasuk dalam konteks ini adalah representasi daerah menjadi eksponen yang sangat penting di dalam usaha moderasi proses demokrasi Indonesia. Sehingga cita rasa kebhinekaan politik menjadi utuh dan nir-sentrisme.
Pesta demokrasi yang akan kita sambut pertengahan tahun depan sesungguhnya meniscayakan satu proses regenerasi politik yang mau tidak mau menuntut kita untuk turut terlibat di dalam menominasikan sumber daya manusia politik terbaik yang akan mengambil bagian sentral dalam proses sirkulasi kepemimpinan politik, termasuk di dalamnya pergantian kepemimpinan politik di tingkat nasional.
Tuntutan keniscayaan regenerasi kepemimpinan politik Nasional dari masa ke masa haruslah ditarik dalam garis sejajar dengan kebutuhan terhadap jalannya kaderisasi politik yang berkualitas, sehingga regenerasi kepemimpinan menjadi momentum kandidasi sumber daya manusia politik terbaik yang muncul dari kematangan kaderisasi politik yang menghendaki proses panjang dengan jangkauan pengalaman yang telah malang melintang di dunia politik.
Tentu saja selain kebutuhan terhadap kualitas Sumber Daya Manusia politik, Panggung kepemimpinan Nasional semestinya diisi oleh berbagai representasi ke-Indonesiaan baik agama, golongan, etnis maupun zonasi wilayah.
Dalam konteks dua prinsip kebutuhan inilah nama seperti Amir Uskara patut untuk dinominasikan dalam kandidasi kepemimpinan eksekutif Nasional dengan beberapa alasan primer seperti, kematangan pengalaman beliau dalam dunia politik legislatif, baik di tingkat regional maupun nasional, alasan selanjutnya adalah, status Amir Uskara sebagai kader sekaligus Pimpinan teras partai politik yang secara berjenjang telah melalui berbagai kaderisasi politik di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Halaman Berita ini : 1 2 Baca Halaman Selanjutnya