Dnid.co.id-Takalar- Dugaan hubungan gelap antara oknum anggota DPRD Jeneponto berinisial MB dengan salah seorang rekannya sesama partai dari DPRD Kabupaten Takalar, berinisial SR, kian berbuntut panjang.
Kali ini HRM (46), mantan suami SR, membeberkan kisah mengejutkan terkait masa lalu SR yang disebutnya sebagai mantan istri sekaligus mantan pembantu di rumahnya.
“SR itu mantan pembantu, babysitter (pengasuh) anak saya, dia saya nikahi, hidupi, hingga kasih jadi anggota Dewan,” ujar HRM saat dikonfirmasi awak media, Kamis (23/10/2025).
Menurut pengakuannya, pertemuan HRM dan SR berawal di Kalimantan, di mana HRM yang saat itu berstatus duda membutuhkan pengasuh untuk anaknya setelah sang istri meninggal dunia. Karena anaknya sudah terlanjur dekat dengan SR, HRM memutuskan menikahinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya inikan duda, akhirnya saya ajak nikah. Saya habis itu kalau gak salah 400 jutaan itu (biaya pernikahan). Menikah sekitar tahun 2018 atau 2019 bulan November,” ungkap HRM.
Ia menyebut, SR berasal dari keluarga sederhana dengan latar belakang orang tua berbeda daerah, ibunya dari Bone dan ayahnya dari Takalar.
Setelah menikah, HRM mengaku menanggung seluruh kebutuhan keluarga SR, bahkan membiayai pembangunan rumah di Takalar.
“Waktu di Kalimantan, saya bilang kalau mau pulang kampung di Takalar dan numpang di rumah keluarga kan gak enak. Akhirnya beli tanah kosong, saya kirim uang, disitulah mulai membangun rumah di Takalar,” tutur HRM.
Sekitar tahun 2022, HRM dan SR menetap di Takalar. Di sana, HRM mengaku ikut memperbaiki rumah ibadah dan fasilitas umum hingga akhirnya warga menyarankannya untuk ikut politik. Namun, karena tak berminat, ia justru mendorong SR maju sebagai caleg.
“Ada beberapa juga masjid saya perbaiki, pengaspalan juga itu jalan ke kuburan, akhirnya saya disuruh masuk anggota dewan. Tapi saya kan tidak tertarik masuk politik, akhirnya karena istri orang di situ, akhirnya dia saya dorong (masuk politik),” paparnya.
Menurut HRM, saat hendak mendaftar ke KPU, SR bahkan belum memiliki ijazah terakhir.
“Mau masuk anggota Dewan, kasih masuk berkas ke KPU, dia baru ambil ijazah SMA waktu mau masuk anggota dewan. Semua modal politiknya dari saya semua,” katanya.
HRM juga menegaskan bahwa SR sebelumnya tidak memiliki harta maupun penghasilan yang memadai.
“Tidak ada, jangankan harta, makan pun saja susah, bisa ditanyakan keluarganya di seluruh Kabupaten Takalar, semua anggota dewan teman-temannya juga tahu,” tambahnya.
Ia bahkan membantah tudingan SR yang menyebut dirinya berutang Rp485 juta.
“Saya tidak pernah berhutang Rp485 juta. Kalau orang berhutang kan pasti ada kuitansi. Ada bukti saya tanda tangani bahwa saya pinjam duit? Pernah saya berhutang di Jeneponto tapi saya gadai mobil Alphard, yang di Haji (nama orang) itu di Bangkala. Saya kasih dia 100 juta buat nambah operasional dia, buat kampanye waktu detik terakhir. Saya gadailah mobil Alphard, di transferlah ke dia rekeningnya itu. Mobil fortunernya itu dia tak mau gadai,” beber HRM.
Dengan nada kecewa, HRM menyebut perbuatan SR seperti “kacang lupa kulitnya”.
“Saya pengusaha dari awal, dia itu kan pembantu saya kok, babysitter anak saya istri almarhum yang sudah meninggal, dia tidak punya apa-apa, satu kabupaten Takalar itu mengetahui, kalau bukan saya yang mengangkat derajatnya, sampai bisa saya bangunkan awal rumah, orang tuanya, saudaranya… saya belikan kebun, empang, sawah, mobil. Penghasilan dari mana bilang sampai saya berharap dari dia,” tutup HRM.
Sementara itu, SR memberi tanggapan keras terhadap klaim HRM. Ia menilai bahwa semua biaya yang dikeluarkan HRM selama masa rumah tangga adalah nafkah suami kepada istri, bukan investasi politik.
“Kenapa mauna tuntut itu, kan dia sebagai suami di situ to, sebagai seorang suami itu menafkahi seorang istri dan anak, bukan tempatnya itu di sini ranahnya, cerita kesana-kesini ke wartawan, kenapa gak ngomong di pengadilan,” kata SR.
Ia bahkan balik menyindir HRM yang dianggap tidak memahami tanggung jawab suami.
“Kalau masalah bilang waktumu pemilihan itu dari saya yah wajarlah karena kau sebagai tulang punggung, kau sebagai suami, masa saya minta sama suaminya orang, bilang ‘saya mau masuk caleg kasih ka uang’, logika dong, jangan terlalu ngawur, kalau ditanya begitu kita konfirmasi bikin malu saja itu sebenarnya, jadi apa itu tugasmu sebagai laki-laki? Mauko saja ditempat tidur dilayani? Kau tidak nafkahin orang?,” ucapnya dengan nada tinggi.
Terkait tuduhan hutang Rp485 juta, SR menimpali dengan sindiran lain.
“Tanyami (HRM) banyak hutangmu kau tinggal, karena sering main sabung ayam to, tanyami saja bilang jalan-jalan ki ke Takalar, di keluarganya Bu Dewan ditunggu, Rp1,8 miliar itu hutangnya sama tante-tanteku apa, gak usah terlalu ngawur-ngawur terkait na tanyakan ki,” ujarnya.
SR juga mengklaim telah mendapat dukungan penuh dari partainya, termasuk kemungkinan melaporkan media-media yang memberitakan dugaan nikah sirinya dengan oknum anggota Dewan dari Jeneponto.
“Jangan terlalu b*d*h (kata kotor) untuk dikompori di sebelah (HRM), jangan sampai saya kita bertindak, karena ini hari tunggumi saja pemberitaan semua kena, karena saya sudah anu sama partai tadi malam, sebentar sudah dikonfirmasi semua bahwa bagaimana-bagaimana ke depannya ada ini, saya sudah didukung disupport 100 persen oleh partai bahwa melangkah ke hukum, siapapun itu orangnya narasumber dari sebelah, kita kait dari situ aja dulu,” tutupnya.
Penulis : Dito
Editor : Sharlin
Sumber Berita : Mantan Suami



























