Alasan penting lainnya adalah, kekaderan Amir Uskara di Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Organisasi Islam terbesar di Dunia per-saat ini. Selain itu posisi Amir Uskara sebagai representasi politisi dari Indonesia bagian Timur patut diperhitungkan di dalam percaturan politik eksekutif Nasional demi maraup dukungan masyarakat Indonesia Timur.
Dengan segenap modalitas yang telah disebutkan sebelumnya maka nama Amir Uskara bisa menjadi satu di antara beberapa tokoh partai politik yang mesti turut disebut di dalam meja koalisi partai politik, apakah itu sebagai bakal calon Wakil Presiden alternatif ataukah sebagai Menteri dalam Kabinet Kerja mendatang.
Di dalam menyongsong konsolidasi demokrasi yang lebih matang dan berkualitas, modalitas politik yang sifatnya kualitatif mutlak harus diakomodir masuk bukan hanya sebagai prasyarat kultural namun juga menjadi pijakan kesadaran politik baru yang mesti dibangun oleh setiap kita yang menghendaki perbaikan proses demokratisasi di negeri ini serta mencicil terpenuhinya prinsip meritokrasi dalam pemerintahan yang akan datang.
Halaman Berita ini : 1 2