Kelompok penjahat jauh dari rasa kasih sayang karena mereka juga memerangi saudaranya yang berselisih dengannya, seolah-olah berjuang untuk masyarakat Papua namun yang ada hanyalah tindak kekerasan, bahkan tak segan-segan membunuh, melakukan kehancuran yang lebih besar dan menghancurkan masyarakat Papua atas nama perjuangan.
Kelompok penjahat tak akan pernah berhasil menyelesaikan ujian moral kehidupan, ia hanya menawarkan kehancuran abadi. Itulah yang dapat menggambarkan kelompok penjahat untuk dipahami masyarakat Papua. Masyarakat Papua harus memahami tindakan egois terus menerus yang dilakukan kelompok penjahat, kejahatan yang dilakukan. Di mana letak hatimu? Kita tak akan menemukan kesukaan dan ketenangan hati. Tak ada kebaikan kelompok penjahat di Papua karena karakter yang jahat tidak terkompromi dan tindakan yang egois terus menerus dilakukan untuk menghancurkan kebaikan yang telah dilakukan.
Segala Sesuatu Penting Dimulai dari Dalam Diri untuk menghadapi tuntutan kehidupan sehari-hari dengan sabar dan bijaksana. Memiliki sumber daya batin untuk menggantikan kebiasaan berpikir yang merusak dengan kebiasaan pikiran, hati, dan jiwa yang lebih dalam dan memberi kehidupan. Di saat-saat terbaik (momen-momen lain), kita mampu untuk mengatasi masalah dalam kehidupan dan benar-benar ingin bebas dari semua kemarahan dan kepahitan dan perselisihan.
Mendambakan keberanian batin untuk memaafkan orang lain, merindukan semangat pertobatan dan kekuatan untuk menjalani kehidupan yang diubahkan. Hubungan interaktif yang berkelanjutan, memberi kehidupan, terus menerus dengan sukacita melalui cinta dan kedamaian dan kesabaran dan kebaikan dan kesetiaan kepada NKRI dan kelembutan dan pengendalian diri yang hidup dalam persatuan Indonesia. (*)
Halaman Berita ini : 1 2