“Nasi kotak yang kami bawa pulang tidak ada yang di konsumsi anak karena sudah basih,” keluhnya.
Lain lagi keluhan dari panti asuhan di bilangan Jl. Mesjid Muhajirin. Pengasuhnya mengaku dapat nasi kotak tapi tidak dapat infaq. Jadi untuk transportasi anak-anaknya harus merogoh kocek sendiri.
“Kacau sekali kemarin itu pak. Amburadul dan tidak bertanggung jawab. Jauh beda dengan kegiatan di Rumah Jabatan Gubernur tahun lalu yang mengundang lima ribu anak. Semua terkoordinir dgn baik mulai saat datang hingga pulang. Ini kemarin yang di anjungan sangat kacau,” kritiknya.
Menyikapi kejadian ini, salah seorang pemerhati sosial di Kota Makassar yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Fornas LKSA Sulaweai Selatan, Ahmad, sangat menyayangkannya.
Menurut dia, kejadian seperti ini tidak perlu terjadi kalau Dinas Sosial Kota Makassar dan Bagian Kesra mau membuka diri berkoordinasi dengan elemen terkait yang berpengalaman menangani kegiatan seperti ini.
“Saya minta Walikota Makassar Bapak Danny Pomanto mengevaluasi kinerja Dinas Sosial Kota Makassar, khususnya di Bidang Dayasos. Bila perlu ganti semua staf yang ada di situ. Mulai dari Kabid dan seluruh stafnya,” tegas Ahmad sembari menjelaskan bahwa dirinya mencium aroma kurang sedap.
“Saya curiga, jangan-jangan ini unsur kesengajaan dari penyelenggara kegiatan supaya nama Pak Danny ikut tercemar. Apalagi jelang Pilgub. Makanya saya minta evaluasi Dinas Sosial secara keseluruhan. Ganti semua yang ada di Bidang Dayasos,” pungkasnya
(Rusdi)
Halaman Berita ini : 1 2
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan