Dari hadis ini, tergambar dengan jelas bahwa setelah menunaikan Salat ‘Id, Nabi Saw langsung memberikan khutbah tanpa adanya istirahat atau duduk di antara dua khutbah. Praktik ini menjadi contoh yang diikuti oleh umat Muslim dalam menjalankan ibadah Salat ‘Id hingga saat ini.
Khutbah Dimulai dengan Tahmid
Khutbah ‘Id dimulai dengan tahmid (membaca al-hamdu lillah), bukan dengan takbir. Hal ini didasarkan pada hadis yang juga menggambarkan praktik Rasulullah Saw dalam memberikan khutbah pada Hari Raya.
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Jabir, disebutkan bahwa Nabi Saw memulai salat pada Hari Raya tanpa adanya azan dan iqamat sebelum khutbah. Setelah menyelesaikan salat, beliau berdiri bersandar kepada Bilal, lalu memulai dengan tahmid dan memuji Allah, serta memberikan nasehat, peringatan, dan dorongan kepada jamaah untuk patuh kepada-Nya.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ شَهِدْتُ الصَّلاَةَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَبَدَأَ بِالصَّلاَةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ قَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى بِلاَلٍ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَوَعَظَ النَّاسَ وَذَكَّرَهُمْ وَحَثَّهُمْ عَلَى طَاعَتِهِ … … … [رواه النسائي]
“Diriwayatkan dari Jabir bahwa ia berkata: Saya menghadiri salat pada suatu hari raya bersama Rasulullah saw: sebelum khutbah beliau memulai dengan salat tanpa azan dan tanpa qamat. Lalu manakala selesai salat beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu ia bertahmid dan memuji Allah, menyampaikan nasehat dan peringatan untuk jamaah, serta mendorong mereka supaya patuh kepada-Nya …” [HR. an-Nasa’i].
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 5 6 Baca Halaman Selanjutnya
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan