Breaking News

Koalisi Gerakan Tanpa MBDK:Pemerintah Tidak Serius Terapkan Cukai MBDK 2024,Kesehatan Masyarakat dan Masa Depan Anak Dipertaruhkan.

Rabu, 17 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bikin Website Murah

Penundaan penerapan pajak atau cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di Indonesia memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi dan kesehatan, terutama bagi anak-anak. Anak-anak adalah kelompok yang rentan terhadap efek negatif konsumsi gula berlebih, yang dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang mereka dan berkontribusi pada masalah ekonomi yang lebih luas. Berikut penjelasan tentang dampak penundaan tersebut

Valuasi Ekonomi

1. Kehilangan Potensi Pendapatan Negara
▪  Pendapatan dari Cukai: Penundaan cukai MBDK berarti hilangnya potensi pendapatan negara yang bisa digunakan untuk program kesehatan anak-anak, pendidikan, dan infrastruktur kesehatan.
▪  “Pendapatan dari cukai minuman berpemanis diharapkan dapat mendanai program kesehatan yang vital bagi anak-anak.” – (Kementerian Keuangan, 2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

2.Beban Ekonomi Penyakit Jangka Panjang
▪  Biaya Kesehatan yang Lebih Tinggi: Tanpa pengurangan konsumsi gula, biaya perawatan untuk penyakit terkait gula seperti diabetes dan obesitas pada anakanak akan tetap tinggi, yang akhirnya membebani anggaran kesehatan nasional dalam jangka panjang.
▪  “Prevalensi obesitas pada anak-anak meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular di masa dewasa, membebani sistem kesehatan.” ( Journal of Health Economics, 2022).

3. Produktivitas Masa Depan yang Terganggu
▪  Investasi pada Generasi Mendatang: Kesehatan yang buruk pada anak-anak dapat mengurangi produktivitas masa depan mereka. Investasi dalam kesehatan anak-anak adalah investasi dalam produktivitas dan ekonomi masa depan negara.
▪  “Anak-anak yang sehat memiliki potensi lebih besar untuk menjadi individu produktif di masa depan.”  (World Health Organization, 2023).

Editor : Redaksi

Berita Terkait

Guru Hebat, Indonesia Kuat: Refleksi Pendidikan dan Tantangan Kalimantan Barat
Yuri : Memperkuat Kemandirian Ekonomi Daerah Melalui Pembentukan Holding Company di Babel
Cara Efektif Menentukan Pilihan dalam Pilkada
Kejati Kalbar Tetapkan 2 Tersangka Korupsi Dana BOK Puskesmas Ela Hilir
Catatan Penting Jelang Debat Publik Kedua Pilgub dan Wagub Sulsel 2024
Apresiasi Kinerja Pemerintah Daerah, Ketua Pemuda Katolik Komcab Melawi Sebut Pemimpin Sebagai Teladan
PT RKA Serahkan Berkas CPCL
Prof Sutan Nasomal,Menilai Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Membiarkan Pelanggaran HAM di Timur Tengah
Berita ini 58 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 24 November 2024 - 13:29 WIB

Guru Hebat, Indonesia Kuat: Refleksi Pendidikan dan Tantangan Kalimantan Barat

Minggu, 24 November 2024 - 09:29 WIB

Yuri : Memperkuat Kemandirian Ekonomi Daerah Melalui Pembentukan Holding Company di Babel

Selasa, 12 November 2024 - 13:40 WIB

Cara Efektif Menentukan Pilihan dalam Pilkada

Senin, 11 November 2024 - 20:32 WIB

Kejati Kalbar Tetapkan 2 Tersangka Korupsi Dana BOK Puskesmas Ela Hilir

Minggu, 10 November 2024 - 09:55 WIB

Catatan Penting Jelang Debat Publik Kedua Pilgub dan Wagub Sulsel 2024

Jumat, 8 November 2024 - 12:18 WIB

Apresiasi Kinerja Pemerintah Daerah, Ketua Pemuda Katolik Komcab Melawi Sebut Pemimpin Sebagai Teladan

Rabu, 6 November 2024 - 12:40 WIB

PT RKA Serahkan Berkas CPCL

Senin, 4 November 2024 - 14:50 WIB

Prof Sutan Nasomal,Menilai Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Membiarkan Pelanggaran HAM di Timur Tengah

Berita Terbaru

Sosial Politik

Apel Siaga Masa Tenang, Bawaslu Lutra Tegas Jangan Batasi Hak Masyarakat

Minggu, 24 Nov 2024 - 17:36 WIB