Penundaan penerapan pajak atau cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di Indonesia memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi dan kesehatan, terutama bagi anak-anak. Anak-anak adalah kelompok yang rentan terhadap efek negatif konsumsi gula berlebih, yang dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang mereka dan berkontribusi pada masalah ekonomi yang lebih luas. Berikut penjelasan tentang dampak penundaan tersebut
Valuasi Ekonomi
1. Kehilangan Potensi Pendapatan Negara
▪ Pendapatan dari Cukai: Penundaan cukai MBDK berarti hilangnya potensi pendapatan negara yang bisa digunakan untuk program kesehatan anak-anak, pendidikan, dan infrastruktur kesehatan.
▪ “Pendapatan dari cukai minuman berpemanis diharapkan dapat mendanai program kesehatan yang vital bagi anak-anak.” – (Kementerian Keuangan, 2023).
2.Beban Ekonomi Penyakit Jangka Panjang
▪ Biaya Kesehatan yang Lebih Tinggi: Tanpa pengurangan konsumsi gula, biaya perawatan untuk penyakit terkait gula seperti diabetes dan obesitas pada anakanak akan tetap tinggi, yang akhirnya membebani anggaran kesehatan nasional dalam jangka panjang.
▪ “Prevalensi obesitas pada anak-anak meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular di masa dewasa, membebani sistem kesehatan.” ( Journal of Health Economics, 2022).
3. Produktivitas Masa Depan yang Terganggu
▪ Investasi pada Generasi Mendatang: Kesehatan yang buruk pada anak-anak dapat mengurangi produktivitas masa depan mereka. Investasi dalam kesehatan anak-anak adalah investasi dalam produktivitas dan ekonomi masa depan negara.
▪ “Anak-anak yang sehat memiliki potensi lebih besar untuk menjadi individu produktif di masa depan.” (World Health Organization, 2023).
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 5 6 Baca Halaman Selanjutnya
Editor : Redaksi