Makassar,DNID.co.id Entah apa yang merasuki perempuan berusia 39 tahun, Sarniati, warga jalan tinumbu, kelurahan Parang layang,Kecamatan Bontoala, Kota Makassar yang tega menganiaya ibu kandungnya sendiri, Siti Syamsiah (63 tahun) menggunakan sebilah parang, hingga nyaris tewas.
Peristiwa mengerikan tersebut terjadi rumah pelaku, di Jalan Tinumbu, Lorong 148,Kelurahan Parang layang Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Selasa Petang (24/9/2024).
Dalam video viral yang beredar di media sosial, korban terlihat tak berdaya lagi di halaman rumahnya,sudah dalam keadaan bersimbah darah,akibat kebiadaban pelaku yang tak lain adalah anak kandungnya sendiri.

Nampak juga pelaku Sarniati terlihat menenteng sebilah parang, berutal hingga menebas ke bagian tubuh korban berulang kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah warga yang menyaksikan peristiwa itu pun mencoba berusaha menyelamatkan korban dengan sangat hati-hati, lantaran pelaku masih menenteng sebilah parang.
Tak berselang lama, sejumlah warga pun berhasil masuk ke halaman kediaman korban dengan memanjat pagar,untuk mengevakuasi korban dan melarikannya ke Rumah Sakit Angkatan Laut Jala Ammari,Jalan Satando,Kel.Tamalabba, Kec.Ujung Tanah,Kota Makassar,guna mendapatkan Perawatan Intensif. Sementara Pelaku diamankan oleh pihak kepolisian.
Saat Dikonfirmasi Kapolsek Bontoala Kompol Muhammad Idris, membenarkan insiden ini. Ia mengatakan, pelaku sudah diserahkan ke Mapolrestabes Makassar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Sekarang sudah diserahkan ke Polrestabes Makassar. Saya tangani karena terjadi di wilayah saya, jadi saya amankan pelaku sebelum diserahkan ke Polrestabes Makassar,” jelasnya.
Idris menjelaskan, pelaku merupakan anak kandung korban sendiri.
“Iya, anak ibu. Kalau mau penjelasan lebih lanjut, silahkan ke Polrestabes,” tukasnya.
Sementara, Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Makassar Iptu Hartawan menjelaskan bahwa hingga saat ini pelaku belum bisa dimintai keterangan.
“Untuk sementara pelaku diamankan di Polrestabes dan sampai saat ini pelaku belum bisa diajak komunikasi atau masih tetap diam,” kata Iptu Hartawan.
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan