“Saya terharu melihat anak-anak ini mandiri di negeri orang, semangat belajar dan bekerja. Saya yakin mereka akan sukses menjadi sarjana internasional dan profesional kelas dunia,” jelas Nardi.
Para pelajar yang berpartisipasi dalam program ini akan mendapatkan berbagai manfaat, termasuk menguasai bahasa Mandarin dan Inggris, membangun jejaring internasional, dan peluang kerja yang lebih mudah di perusahaan-perusahaan Taiwan.
Nardi menjelaskan bahwa mahasiswa yang bekerja paruh waktu bisa mendapatkan penghasilan antara 7 hingga 14 juta rupiah per bulan.
Salah satu mahasiswa, Santi Sundari, berbagi pengalamannya selama tinggal di Taiwan.
Ia mengaku terpesona oleh kemajuan teknologi di negara tersebut, salah satunya adalah penggunaan ‘Easy Card’—kartu serbaguna untuk berbagai transaksi seperti berbelanja, naik bus, dan MRT.
“Lingkungan di sini sangat nyaman dan tertib. Ada banyak taman yang bisa dikunjungi saat ada waktu luang,” ungkapnya.
Sundari juga menyoroti bahwa mahasiswa Muslim tidak perlu khawatir tentang makanan, karena banyak restoran di Taiwan yang menyediakan hidangan Nusantara dan halal.
Sementara itu, Faiz Braharjanto menambahkan bahwa Hsingwu University dikenal sebagai kampus yang ramah Muslim.
“Pihak kampus menyediakan ruang ibadah di area kampus, jadi teman-teman Muslim tidak perlu khawatir mencari tempat untuk beribadah,” katanya.
Perpustakaan di Hsingwu University juga menjadi sorotan, dengan koleksi buku yang lengkap.
Bagi mahasiswa yang belum fasih berbahasa Mandarin, mereka akan diajarkan bahasa tersebut selama satu tahun sebelum melanjutkan ke perkuliahan yang lebih spesifik.
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 Baca Halaman Selanjutnya
Sumber Berita : KBO BABEL