Breaking News

Ironi Politik Uang dan Kedunguan Pemilih.

Rabu, 20 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bikin Website Murah

Oleh: Baharuddin Solongi
(Pengamat Politik dan Konsultan Tata Kelola Pemerintahan)

Makassar – Pemilih dungu menggambarkan kondisi pemilih yang kurang memiliki kesadaran, pemahaman, atau kemampuan berpikir kritis dalam menentukan pilihannya dalam Pilkada.

Ungkapan ini sering merujuk pada perilaku memilih tanpa mempertimbangkan secara matang rekam jejak, program, atau integritas calon, serta mudah terpengaruh oleh hal-hal dangkal seperti politik uang, janji palsu, atau kampanye yang manipulatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Paling tidak, ada lima cirinya. Pertama, tidak kritis terhadap calon. Memilih hanya berdasarkan popularitas, penampilan, atau janji kampanye tanpa mengevaluasi apakah janji tersebut realistis. Kedua, Tergiur politik uang. Mudah menerima uang atau barang dari calon, lalu memberikan suara tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang. Ketiga, Kurangnya pemahaman tentang politik dan kebijakan. Tidak memahami peran pemimpin yang dipilih, visi-misi kandidat, atau isu-isu penting yang memengaruhi masyarakat. Keempat, apatis atau tidak peduli. Memilih asal-asalan tanpa peduli dampak pilihannya terhadap masa depan daerah dan masyarakat. Dan kelima, terpengaruh propaganda atau hoaks. Mudah percaya pada informasi palsu atau propaganda yang disebarkan tanpa memverifikasi kebenarannya.

Banyak pihak sepakat jika ciri kedua di atas (tergiur politik uang) yang paling mempengaruhi penentuan pilihan para pemilih dalam pilkada. Itulah sebabnya, para pasangan calon kepala daerah, berlomba-lomba menyiapkan uang sebanyak-banyaknya.Bahkan ada calon yang mencari pemilik modal alias cukon untuk membiayai kampanyenya dengan politik uang.

Editor : Redaksi Sulawesi Selatan

Berita Terkait

Prof Sutan Imbau Pajak Jangan Memberatkan Rakyat Miskin, Buat Makan Sehari-hari saja Sangat Sulit.
Penyelewengan Demokrasi
Cara Mencegah Politik Uang Dalam Pilkada
Memahami Situasi Politik di Pangkalpinang: Perspektif Relawan Kotak Kosong
Pernyataan Dato’ Sri Dr H Ramli Sutanegara Memilih Kotak Kosong Sebagai Tindakan Yang Sia-sia Adalah Sebuah Pandangan Yang Sempit
Gerakan Moral Mendukung Kotak Kosong Adalah Bentuk Perjuangan Rakyat Merubah Rencana Hegemoni Oligarki Calon Penguasa dan Para Elit Partai Politik
Erzaldi: Sosok Kuat di Panggung Politik Babel 2024
ERZALDI DARI RAKYAT UNTUK BABEL
Berita ini 392 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 20 November 2024 - 05:25 WIB

Ironi Politik Uang dan Kedunguan Pemilih.

Senin, 18 November 2024 - 21:37 WIB

Prof Sutan Imbau Pajak Jangan Memberatkan Rakyat Miskin, Buat Makan Sehari-hari saja Sangat Sulit.

Sabtu, 16 November 2024 - 19:32 WIB

Penyelewengan Demokrasi

Kamis, 14 November 2024 - 12:36 WIB

Cara Mencegah Politik Uang Dalam Pilkada

Rabu, 30 Oktober 2024 - 10:58 WIB

Memahami Situasi Politik di Pangkalpinang: Perspektif Relawan Kotak Kosong

Jumat, 18 Oktober 2024 - 07:39 WIB

Pernyataan Dato’ Sri Dr H Ramli Sutanegara Memilih Kotak Kosong Sebagai Tindakan Yang Sia-sia Adalah Sebuah Pandangan Yang Sempit

Jumat, 11 Oktober 2024 - 08:24 WIB

Gerakan Moral Mendukung Kotak Kosong Adalah Bentuk Perjuangan Rakyat Merubah Rencana Hegemoni Oligarki Calon Penguasa dan Para Elit Partai Politik

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 14:51 WIB

Erzaldi: Sosok Kuat di Panggung Politik Babel 2024

Berita Terbaru

Kriminal Hukum

Polda Metro Terapkan Pendekatan Holistik Tangani Judol

Kamis, 21 Nov 2024 - 07:48 WIB

Peristiwa

Kemenkumham Babel Gelar Rapat Pengharmonisasian 2 Ranperkada

Kamis, 21 Nov 2024 - 07:45 WIB