Saat itu, sebuah truk bermuatan 4 ton timah balok dan pasir berhasil dicegat oleh tim gabungan Polres Bangka Barat di Pelabuhan Tanjungkalian.
Sopir truk, yang hendak menyeberang ke Tanjung Api Api, Sumatera Selatan, menggunakan modus serupa dengan mencantumkan muatan palsu berupa buah-buahan dan ikan asin pada manifes.
Penyelidikan kasus tersebut juga mengungkap indikasi keterlibatan oknum aparat penegak hukum (APH) dan pihak berseragam dalam mengatur jaringan distribusi timah ilegal.
Mereka disinyalir mengendalikan penampungan hasil tambang ilegal di Bangka Belitung sebelum timah tersebut diselundupkan ke luar daerah, bahkan hingga Pulau Jawa.
Tantangan Memberantas Jaringan Ilegal
Fenomena penyelundupan timah di Bangka Belitung menjadi tantangan besar bagi aparat penegak hukum.
Sebagai salah satu penghasil timah terbesar di dunia, Bangka Belitung kerap menjadi sorotan karena maraknya tambang ilegal.
Tambang ilegal ini tak hanya merugikan negara secara ekonomi, tetapi juga menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan.
Menurut seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya, pelaku jaringan ini biasanya memanfaatkan celah pengawasan di pelabuhan.
Mereka menggandeng pihak-pihak tertentu untuk memuluskan distribusi timah ilegal, mulai dari pengurusan dokumen palsu hingga memastikan truk lolos pemeriksaan.
“Kita masih terus kembangkan kasus ini. Dugaan kuat ada jaringan besar di balik penyelundupan ini, termasuk keterlibatan oknum-oknum tertentu. Namun, kita tidak akan berhenti hingga semua pihak yang terlibat tertangkap,” ujar salah seorang penyidik Ditreskrimsus Polda Babel.
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 Baca Halaman Selanjutnya
Penulis : Zulfikar
Editor : REDAKSI DNID.CO.ID BABEL
Sumber Berita : KBO BABEL