Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis, turut hadir dalam konferensi pers terkait dugaan produksi uang palsu yang melibatkan Kepala Perpustakaan dan pegawai UIN Alauddin, Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024).
Ditemani oleh jajaran Wakil Rektor dan Kepala Biro UIN Alauddin, Prof Hamdan mengaku geram atas tindakan yang dilakukan anak buah.
“Saya malu, saya terdampar. Setengah mati kami membangun reputasi kampus dengan sekejap dihancurkan,” geramnya.
Prof Hamdan selaku rektor akan menindak tegas pelaku yang telah mencoreng nama baik UIN Alauddin Makassar dengan memberhentikan secara tidak hormat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menanggapi pernyataan tegas Prof Hamdan dalam konferensi pers yang berlangsung di Mapolres Gowa, mahasiswa UIN Alauddin Makassar tetap mempertanyakan tanggung jawab Prof Hamdan atas produksi uang palsu di lingkungan kampus.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Alauddin Makassar, Muh Dani. Menurutnya, Prof Hamdan selaku rektor harusnya bertanggung jawab penuh atas segala kejadian yang terjadi di lingkungan kampus.
“Saya justru mempertanyakan kinerja rektor dalam fungsi kontrol di lingkungan kampus. Rektor mestinya bertanggung jawab penuh atas semua kejadian yang terjadi di bawah kepemimpinannya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muh Dani menyoroti penambahan personil keamanan kampus yang seharusnya mampu mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
“Penambahan personil keamanan yang telah dilaksanakan dalam waktu belakangan ini mestinya mampu mengamankan dan mencegah kejadian seperti ini, namun dalam faktanya penambahan personil ini tidak berpengaruh terhadap pengamanan,”tuturnya.
Terpisah, salah satu mahasiswa UIN Alauddin Makassar berinisial AR menyayangkan mengapa Prof Hamdan baru mengetahui adanya produksi uang palsu di lingkungan kampus setelah ada penangkapan pelaku oleh pihak kepolisian.
“Sangat disayangkan, rektor baru tau setelah ada penangkapan, padahal fasilitas keamanan kampus cukup lengkap. CCTV di mana-mana, security jumlahnya tambah banyak dan berjaga 24 jam,”ujarnya.
Menurutnya, Prof Hamdan selaku rektor telah lalai menjalankan fungsi pengawasan di internal kampus. Ia juga menayangkan tidak ada permintaan maaf yang disampaikan oleh Prof Hamdan.
“Tak ada satu kata maaf pun yang keluar dari mulut rektor. Kalau tahu malu, yah mundur,” tegasnya.
Penulis : Renaldy Pratama
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan
Sumber Berita : Redaksi



























