DNID, Bone — Di tengah sorotan soal etika pers, sejumlah wartawan dari Kabupaten Bone justru memilih mengikuti proses penempaan diri lewat kegiatan Pelatihan Jurnalistik dan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Selatan, Jumat, (11/07/2025).
Kegiatan ini dijadwalkan berlanjut Sabtu (12/7/2025) di Media Café Parepos, Kota Parepare, dengan materi yang menekankan pentingnya teknik menulis, pemahaman kode etik jurnalistik, dan dinamika kerja media di era digital.
Namun, di balik keseriusan para jurnalis mengasah diri, justru muncul ironi: minimnya dukungan dari para pemegang kekuasaan di daerah. Hanya Wakil Bupati Bone Dr. H. Andi Akmal Pasluddin dan Kasat Lantas Polres Bone AKP Musmulyadi yang hadir menunjukkan perhatian.
Padahal, saat berita tak sesuai selera, para pejabat kerap menjadi yang paling nyaring mempertanyakan etika. “Mana etikanya?” menjadi pertanyaan yang sering dilontarkan, tapi justru tak terlihat ketika jurnalis belajar memperkuat etika itu sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua PWI Bone, Suparman Warium, yang akrab disapa Tipo, menegaskan kegiatan ini bukan sekadar formalitas, melainkan saringan awal dalam mengukur integritas dan kapasitas calon anggota PWI.
“Ini bukan sekadar belajar menulis. Ada etika, tanggung jawab, dan integritas yang harus menjadi nafas setiap jurnalis,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi, agar wartawan tidak hanya mengejar kecepatan berita, tapi memahami dampak sosial yang ditimbulkan.
“Jangan sampai profesi ini hanya jadi alat cari sensasi. Wartawan harus berani bersikap, berpikir jernih, dan tetap di jalur kebenaran. Itulah esensi jurnalisme,” ujar Suparman.
Tipo berharap OKK menjadi titik awal lahirnya jurnalis tangguh yang tidak hanya piawai di lapangan, tetapi juga menjunjung tinggi marwah profesi di tengah tekanan zaman.
Penulis : Ricky
Editor : Kingzhie
Sumber Berita : PWI Sulsel




























