Bangka Barat,Dnid.co.id — Laut tak selalu ramah bagi mereka yang mengais rezeki di atas gelombang. Seorang pria paruh baya berinisial A (50), warga Tanjung Ular, Bangka Barat, dilaporkan hilang setelah speed lidah yang dikemudikannya mengalami mati mesin di perairan Tanjung Ular. Hingga Selasa (26/8/2025), upaya pencarian terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Peristiwa bermula pada Senin (25/8/2025) pagi. Sekitar pukul 09.00 WIB, A berangkat dari Pantai Selindung menuju perairan Tanjung Ular. Ia ditugasi menjemput anggota Satuan Tugas Khusus PT Timah Tbk yang sedang bekerja di PIP Timah di tengah laut. Namun perjalanan yang mestinya rutin itu berubah menjadi kabar mencemaskan bagi keluarga.

Menjelang petang, pukul 18.30 WIB, seorang nelayan bernama Kiki sempat melihat A di atas speed lidahnya. Saat itu, mesin kapal korban mati di perairan antara Pantai Selindung dan Tanjung Ular, sekitar 15 mil laut dari bibir pantai. Kiki memberi makanan dan minuman, lalu melanjutkan aktivitas menebar jaring. Namun, setelah beberapa saat, sosok A bersama kapalnya lenyap dari pandangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keesokan harinya, Selasa (26/8/2025) pukul 08.00 WIB, anak korban yang cemas mencari informasi kepada para nelayan akhirnya mendengar cerita dari Kiki. Setelah berusaha mencari sendiri dan tak juga menemukan ayahnya, ia melapor ke Kantor Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Pangkalpinang.
Mendapat laporan itu, Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, I Made Oka Astawa, segera menggerakkan tim penyelamat. “Info tentang hilangnya korban di perairan Tanjung Ular telah kami tindak lanjuti dengan mengirimkan tim SAR untuk membantu mencari korban. Korban diketahui sering mengantar dan menjemput pegawai Timah menuju PIP di sekitaran perairan tersebut. Semoga upaya pencarian dapat segera membuahkan hasil,” kata Oka.
Satu tim rescue Unit Siaga SAR (USS) Muntok diberangkatkan menuju lokasi. Mereka diperkuat unsur Satpolairud Polres Bangka Barat, TNI AL, serta nelayan setempat. Pencarian dilakukan dengan Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Basarnas, menyisir titik terakhir korban terlihat, sembari berkoordinasi dengan perahu-perahu nelayan yang melintas.
Gelombang laut siang itu berombak sedang, langit memantulkan cahaya keperakan. Suasana tegang menyelimuti dermaga ketika keluarga korban menunggu kabar. Nelayan yang biasa berpapasan dengan A pun berharap pencarian segera menemukan titik terang.
Hingga berita ini diturunkan, korban masih dalam pencarian. Laut kembali membuktikan dirinya bukan sekadar bentang air biru, tetapi juga ruang penuh misteri yang bisa menelan siapa saja yang lengah.
Penulis : ALE
Editor : REDAKSI DNID CO.ID BABEL
Sumber Berita : HUMAS KANSAR PANGKALPINANG




























