Pangkalpinang, Dnid.co.id — Doa syukur, potongan tumpeng, dan gema pesan pelayanan publik mewarnai syukuran Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-70 yang digelar Direktorat Lalu Lintas Polda Kepulauan Bangka Belitung di Gedung Tribarata Mapolda, Senin (22/9/2025). Suasana hangat bercampur khidmat itu bukan sekadar seremoni, tetapi refleksi atas komitmen Polantas menjaga denyut kehidupan jalan raya.
Acara sederhana yang dihadiri Wakapolda Babel Brigjen Pol Tony Harsono, pejabat utama Polda, serta perwakilan Dishub, Bakuda, dan Jasa Raharja itu menjadi ruang simbolik. Potongan tumpeng diberikan kepada anggota Ditlantas dengan NRP tertua dan termuda, seakan menegaskan kesinambungan tugas lintas generasi.
Wakapolda Babel menekankan lalu lintas sebagai urat nadi perekonomian. “Lalu lintas merupakan bagian dari kehidupan. Setiap pergerakan manusia berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Jika arus lalu lintas terganggu, maka akan berdampak pada perekonomian, terlebih bagi Babel yang banyak bergantung pada kerja sama antarprovinsi,” kata Tony.
Menurutnya, tema Hari Lalu Lintas tahun ini mengandung makna mendalam: pelayanan harus profesional, transparan, akuntabel, cepat, tepat, akurat, dan mudah diakses. Namun, ia mengingatkan, tugas besar itu tidak bisa dipikul sendiri. “Itulah perlunya sinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, Jasa Raharja, Dinas Perhubungan, PUPR, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan stakeholder lainnya,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di podium lain, Dir Lantas Polda Babel Kombes Pol Pringadhi Supardjan menegaskan usia ke-70 adalah momentum evaluasi. “Kita mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kerja, terutama masyarakat yang selalu mendukung dan membantu dalam hal kamseltibcarlantas,” ucapnya.
Ia menyoroti tantangan modernisasi yang tak bisa dilepaskan dari peran publik. “Apalagi kita mulai merambah ke modernisasi, jadi kita tidak bisa lepas dari masyarakat dan mitra kerja dengan tujuan agar tercipta keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas sesuai aturan,” jelas Pringadhi.
Lebih jauh, ia menekankan pendekatan humanis sebagai kunci. “Kalau jajaran sudah melaksanakan tugas dengan humanis, masyarakat akan merasa nyaman, lahirlah rasa aman yang nyata. Itu harus sesuai aturan,” katanya.
Meski kesadaran masyarakat dinilai cukup baik, disiplin harus terus dijaga. “Kalau ada pelanggaran, seperti tidak pakai helm, kami minta masyarakat untuk sadar menaati aturan berkendara,” ujarnya. Ia juga meminta media berperan aktif dalam memperkuat edukasi keselamatan.
Pesan penutupnya tegas: keselamatan adalah harga mati. “Kalau sudah terjatuh pasti cacat atau luka. Maka kami minta masyarakat selalu mengutamakan keselamatan. Terima kasih karena selama ini telah menaati aturan yang berlaku,” pungkas Pringadhi, disambut tepuk tangan hadirin.
Syukuran itu ditutup dengan foto bersama, jabat tangan, dan suasana kekeluargaan. Namun gema yang tertinggal jauh lebih dalam: 70 tahun perjalanan Polantas bukan sekadar angka, melainkan tonggak komitmen baru untuk melayani dengan hati, menjaga jalan raya tetap aman, dan mengawal denyut ekonomi masyarakat Bangka Belitung.
Penulis : ALE
Editor : REDAKSI DNID.CO.ID BABEL
Sumber Berita : Humas Polda Babel




























