Mataram,DNID.coid — Pengurus Wilayah Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PW SEMMI) Nusa Tenggara Barat menyoroti rencana pembangunan Jembatan Lewa Mori yang akan menghubungkan Desa Panda, Kecamatan Palibelo, dengan Desa Sondosia, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Proyek strategis ini dijadwalkan mulai dikerjakan pada Agustus hingga September 2026.
Menueut Rizal Ketua PW SEMMI NTB menyebut pembangunan jembatan ini penting tidak hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga sebagai pintu baru pertumbuhan ekonomi dan sosial budaya masyarakat Bima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jembatan Lewa Mori berpotensi menjadi simpul ekonomi baru sekaligus ruang integrasi sosial bagi masyarakat dua wilayah. Kami mendorong agar pembangunan ini dirancang berbasis kajian akademik yang memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan budaya lokal,” ujar Ketua PW SEMMI NTB.
Dorongan Pertumbuhan Ekonomi dan Konektivitas
Secara ekonomi, keberadaan jembatan diprediksi mampu menekan biaya logistik dan mempercepat mobilitas barang serta jasa antarwilayah. SEMMI menilai, konektivitas baru ini dapat membuka peluang bagi UMKM, perdagangan hasil pertanian, dan pariwisata pesisir selatan Bima.
Integrasi Sosial dan Pelestarian Budaya
Dari aspek sosial dan budaya, PW SEMMI NTB menilai pembangunan ini dapat memperkuat kohesi sosial antar desa yang sebelumnya terpisah secara geografis. Namun, SEMMI NTB mengingatkan agar setiap tahapan proyek tetap melibatkan masyarakat lokal dan mempertimbangkan nilai-nilai budaya Mbojo, sehingga modernisasi tidak menggerus identitas kultural.
Potensi Wisata Baru
Dengan bentang alam dan pesona pesisir Bima, jembatan ini juga dinilai berpotensi menjadi ikon wisata baru daerah. SEMMI mendorong pemerintah daerah untuk memadukan konsep pariwisata berkelanjutan dengan penataan kawasan yang ramah UMKM serta menonjolkan estetika khas Bima.
Rekomendasi SEMMI NTB
PW SEMMI NTB merekomendasikan agar pemerintah:
1. Melakukan kajian dampak sosial-ekonomi dan budaya secara mendalam sebelum konstruksi dimulai.
2. Membentuk forum partisipatif masyarakat lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan.
3. Menjadikan Jembatan Lewa Mori sebagai bagian dari rencana pengembangan pariwisata beridentitas lokal Bima.
“Jembatan ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol kemajuan yang harus dibangun dengan semangat kearifan lokal dan keberlanjutan,” tutup pernyataan resmi PW SEMMI NTB.
Penulis : Mukraidin
Editor : Redaksi NTB




























