Mamuju Sulbar, BeritaQ.com
Usai gempa bumi Majene yang pertama Magnitudo 5,9, Kamis sore (14/1/2021), Polres Majene langsung membuat posko pengungsian darurat di Desa Sulai tepatnya di SMK Kota Tinggi.
Saat kejadian gempa sore itu, warga sempat panik dan berlarian ke luar rumah. Beberapa di antaranya memilih mencari tempat yang lebih tinggi.
Di wilayah Majene, daerah yang paling merasakan dampak gempa adalah Kecamatan Malunda. Menurut pantauan di lokasi, banyak rumah roboh, karena gempa bumi juga memicu tanah longsor.
Melihat kondisi itu, Satuan Brimob Polda Sulbar bersama Polsek Malunda membuat posko pengungsian sementara, sebagai tempat istirahat para warga yang terdampak gempa bumi. Namun malang tak dapat ditolak, Jumat dini hari (15/1/2021), saat sebagian besar warga tengah terlelap, gempa bumi susulan dengan magnitudo lebih besar melanda kawasan itu lagi.
BMKG menyebut, gempa susulan berkekuatan Magnitudo 6,2.
Saat gempa susulan terjadi, petugas yang berjaga di sekitar posko pengungsian darurat mencoba menenangkan warga yang panik. Warga pun dievakuasi ke tempa yang lebih aman.
Andi seorang warga di Perumahan Legenda Mamuju mengatakan, gempa dengan megnitudo itu memaksanya untuk membangunkan sanak keluarganya yang tengah terlelap untuk keluar dari bangunan rumah. Karena guncangan gempa membuat seisi rumahnya berhamburan.
“Saya merasakan guncangan yang cukup keras, perabotan rumah seperti lemari berjatuhan. Secepatnya kami (sekeluarga) keluar dari rumah dan menuju tempat yang lebih aman,” kata Andi.
Seharian ini, bantuan makanan dan pakaian sudah disalurkan ke posko pengungsian korban gempa dan Brimob Sulbar bersama TNI serta warga bahu – membahu mengevakuasi korban.
Informasi terkini di lapangan, saat ini tercatat setidaknya 34 orang meninggal dunia dan ratusan luka – luka. Sementara ribuan warga masih mengungsi.(Andy.S/Red)