Tanah Karo BeritaQ.com – Kelangkaan Air bersih membuat ratusan warga dan Karang Taruna Desa Sadaperarih menggelar aksi damai di Jambur (aula) Desa Sadaperarih pada hari Kamis (4/11) pukul 21.00 WIB untuk mempertanyakan perihal Air bersih yang sudah sulit di dapatkan masyarakat terhadap Pemerintah Desa Sadaperarih tersebut, dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan, “Turut berduka Atas Meninggalnya Air Bersih Desa Sada Perarih”.
Wilayah ini berada di kawasan sumber dan kaya akan kandungan Air karena dikelilingi gunung dan hutan, Desa Sada Perarih Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo ini, justru kekurangan pasokan Air, dimana
masyarakat mengaku sulit untuk MCK ( Mandi Cuci Kakus), apalagi belakangan ini warga harus membeli Air bersih yang dipesan melalui pengusaha jual Air bersih bersumber dari mata Air Lau Riman diakibatkan matinya air di desa.
Keluhan ini disampaikan oleh beberapa warga Desa Sadaperarih yakni T Ginting (40) dan N Karo – karo (45) begitu juga oleh Karang Taruna Desa pada Jumat (05/11.2021) sekira pukul 16.30 WIB kepada Wartawan,sembari katakan Kekurangan air bersih sudah pasti mengancam kelangsungan hidup, kesehatan dan kebersihan di tengah-tengah masyarakat.
T Ginting mengatakan,” atas kondisi tersebut banyak masyarakat terpaksa membeli Air.
Pengadaan Air bersih untuk masyarakat adalah kebutuhan mendasar, untuk menunjang kelangsungan hidup, kesehatan, kebersihan, dan lain-lain, seperti untuk air minum, mandi, mencuci pakaian, dan sebagainya,” jelas nya lagi.
Warga lainnya, N ginting dan A Sembiring saat dikonfirmasi wartawan, terkait hasil pertemuan dengan Kepala Desa (Kades) dan Perangkatnya itu, menyampaikan,” kalau hasil pertemuan tersebut, kami warga merasa kurang puas, penyampaikan Kades berbelit-belit,jadi kami ingin sesegera mungkin Air Bersih tersedia, dan kami ingin pemerintahan Desa bekerja seriuslah karena ini untuk klayak ramai,” ujar mereka.
Febri Ginting (26) selaku Ketua Karang Taruna Desa Sada Perarih mengatakan,” tadi malam hari Kamis pukul 21:00 WIB, masyarakat melakukan rapat di Jambur bersama Kepala Desa, masyarakat mengeluhkan seringnya Air bersih tak kunjung mengalir ke rumah-rumah masyarakat. Padahal Desa kami ini memiliki dua titik pasokan Air bersih yang berada di deleng yang jauh dari kampung, sering sumbat keluh penjaga pipa,” ungkap Febri.
Tambahnya lagi, sungguh ironis satu titik mata air di sawah belakang Gereja yang menelan banyak biaya semenjak dibangun sampai sekarang tak kunjung mengalir padahal meteran sudah di pasang di setiap rumah, saat di tanya oleh masyarakat kepada Kepala Desa (Kades), dimana Kades Sada Perarih, Perdinan Surbakti mengatakan kekurangan biaya operasional dan berjanji kepada masyarakat untuk memperbaiki selama 5 (lima) hari ini.
Dan kami meminta juga kepada pemerintah daerah memberikan solusi sesuai dengan UU No. 23/14 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pengadaan Air bersih ini menjadi urusan wajib dasar yang harus ditangani pemerintah daerah dengan skala prioritas, baik dalam program maupun alokasi anggaran. Bahkan diwajibkan pemerintah daerah harus menyusun standar pelayanan minimal, dan diatur oleh Peraturan Daerah (Perda), atau sekurang-kurangnya peraturan Kepala Daerah,” terang Febri.