Makassar, DNID Sulsel – Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto Walikota Makassar dua periode yang akrab disapa Danny Pomanto mengajukan surat pengunduran diri dari keanggotaan Partai Nasdem pada hari Sabtu 01/07/2023 lalu. Surat pengunduran sebagai anggota partai Nasdem ditujukan kepada Ketua umum partai Nasdem yaitu Surya Paloh dan surat pengunduran tersebut tersebar luas di media sosial media dan pemerintahan.
Viralnya surat pengunduran diri tersebut membuat Dani Pomanto menggelar konferensi pers pada Senin 03/07/2023 kemarin untuk menjelaskan penyebab dirinya keluar dari partai Nasdem. Alasanya Dani pamanto keluar dari Nasdem salah satunya di karenakan partai Nasdem mencalonkan Anis Baswedan sebagai bacapres di pemilu presiden di 2024 mendatang.
“Bisa juga alasan itu karena Nasdem calonkan Anis Baswedan sebagai capres, saya kira itu bukan satu-satunya alasan,” ungkapnya.
Danny menjelaskan juga bahwa karena mengfokuskan diri untuk mengurus keluarga karna melihat sang istri, Indira Yusuf Ismail kesehatanya bermasalah dan akan mengundurkan diri sebagai calon DPR RI Dapil Sulsel 1 mewakili partai Nasdem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Insyaallah kami ada cucu dan kami mesti memikirkan siapa yang mengurus, akhirnya setengah untuk maju, dan itu kebetulan sekarang ini masa orang bisa tukar-menukar atau mundur dari tanggal 26/06/2023 – 09/07/2023, dan kalau setengah-setengah lebih baik mundur,” lanjut Danny kepada awak media.
Sementara, Direktur Profetik Institute, Asratillah berpendapat bahwa, ada dua pertimbangan dari Danny Pomanto dan keluarganya mengundurkan diri sebagai kader Nasdem. Apalagi sebagai tokoh politik yang mempunyai masa depan terhadap perpolitikan Sulsel, Danny Pomanto adalah salah satu kandidat kuat bakal calon gubernur Sulawesi Selatan.
“Menurut saya bahwa ada dua pertimbangan mengapa Dani Pomanto keluar dari Nasdem. Pertama, pertimbangan peluang politik, di dalam dunia politik yang semakin pragmatis ini Danny Pomanto mungkin ketika dia bertahan di Nasdem akan memperkecil peluang Dani Pomanto dalam pencalonan Gubernur Sulsel. Pertimbangan kedua yaitu memperkecil resiko politik, dilihat dari Anis Baswedan yang dicalonkan oleh Nasdem sebagai capres itu semakin menurun elektabilitasnya dan akan memperkecil peluang politik Danny Pomanto, dan itu adalah kalkulasi politik yang biasa sebagai pejabat publik di tengah politik yang semakin pragmatis dan itu hak politik Danny Pomanto,” ungkap Asratillah.
Asratillah juga memberikan cacatan untuk partai politik, agar partai politik ke depan dalam perekrutan kader harus menanamkan ideologi partai di semua kader sehingga tidak gampang dalam berpindah-pindah partai politik.
“Supaya kader partai tetap eksis di partai, harus ada penamaan ideologi yang mendalam bagi kader-kader. Supaya ada visi yang disatukan dalam landasan idelogis partai, dan ketika momentum pencalonan pemilu apapun bisa satu suara dalam menentukan calon,” ujarnya.



























