Mataram, BeritaQ.com – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Mataram menggelar DIALOG INDONESIA MAJU dengan tema “Cipta SDM Unggul dan Rakyat Bebas Narkoba Untuk Indonesia Maju.”Kegiatan tersebut digelar dalam rangka refleksi HUT RI Ke-75 Tahun yang digelar di Cafe Delima Kamis, (19/08/2020).
Kegiatan tersebut dihadiri puluhan kader PMII Mataram serta OKP Cipayung Plus Kota Mataram, turut hadir sebagai narasumber Nauvar F Farinduan, Anggota DPRD Provinsi NTB Fraksi Gerindra, Helmi Kwarta Kusuma, Ditresnarkoba Polda NTB, dan Hamdan Kasim, Ketua KNPI NTB.
Ketua Cabang PMII Mataram Herman Jayadi dalam sambutannya mengatakan bahwa musibah pandemi Covid -19 ini tidak menjadi kendala untuk bicara tentang pemuda dan nasib bangsa untuk menjadi Indonesia maju dan unggul.
“Membangun SDM melalui organisasi pemuda sangat membantu bangsa ini. Pemuda dibangun dan dibentuk melalui organisasi kepemudaan,”ucapnya.
Dikatakannya menciptakan SDM unggul dan maju, pemuda harus terhindar dari narkoba karena narkoba sangat berbahaya bagi generasi.
“Kita sepakat no narkoba, yes prestasi. Pemuda berprestasi dan bebas dari narkoba,” imbuh pria kelahiran Labuhan Tereng Lombok Barat itu.
Senada dengan Helmi Kwarta Kusuma Ditresnarkoba Polda NTB, bahwa tidak ada bangsa maju dan hebat jika di landasi dengan narkoba.
“Tidak ada produk narkoba akan bertahan lama, narkoba di jamin akan membunuh kualitas sumber daya manusia. “Ketika SDM unggul musnah, negara akan hilang,” paparnya.
Dikatakannya, narkoba yang beredar di Provinsi NTB, semua barang haram itu berasal dari luar NTB.
“Berdasarkan data narkoba Polda NTB jumlah kasus ada sekitar 322 kasus, 441 tersangka, 9 , 57 kg ganja yang di amankan,”terangnya.
Menurutnya, yang mengkhawatirkan kita saat ini , usia yang banyak terpapar narkoba rata-rata umur di bawah 40 tahun . “Ini usia emas, yang terpapar narkoba,” cetusnya.
Dikatannya, tugas kita bersama mencegah narkoba, kita melibatkan semua pihak untuk memberantas narkoba.
“Apabila pemuda diam. Apa yang terjadi? saya berkomitmen memberantas narkoba. Saya minta diberikan legitimasi bersama perangi narkoba. Kita lawan semua sendikat narkoba dan penghianat. Saya berusaha maksimal untuk menggurangi suplai narkoba di NTB,” tukasnya.
Sementara itu Anggota DPRD Provinsi NTB Nauvar F. Farinduan mengatakan, mahasiswa wajib menjadi garda terdepan bersama memberantas narkoba.
“Kita sepakat narkoba merusak generasi bangsa,” katanya.
Menurutnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB belum beranjak dari peringkat 29 dari 34 provinsi di Indonesia. Peringkat sama seperti tahun 2018 lalu. NTB masih menghuni papan bawah klasemen bersama NTT, Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat.
Dikatakannya, tiga komponen itu terdiri dari dimensi kesehatan, pendidikan hingga hidup layak. Ketiga komponen tersebut menjadi penyokong utama pertumbuhan IPM. Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat menjadi 66,28 tahun.
“Indikator ini meningkat 0,41 poin, jika dibandingkan 2018 yang mencapai 65,55 tahun,”tuturnya.
Selain UHH, Harapan Lama Sekolah (HLS) menjadi komponen kedua yang mengalami peningkatan. Yakni, meningkat 13,48 tahun atau meningkat 0,01 poin dibandingkan 2018. Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) meningkat menjadi 7,27 tahun. Nilai ini meningkat 0,24 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran per kapita per tahun bertambah menjadi Rp 10,64 juta per orang/tahun.
“Indikator ini meningkat Rp 356 ribu dibandingkan 2018. Tugas pemuda hari untuk bersama melakukan perubahan,” tandasnya.
Lebih lanjut Zuhairi (Wakil Ketua KNPI NTB) menyatakan Refleksi sejarah itu melihat kembali perjuangan kemerdekaan, sebagai contoh bujur panah, menarik anak panah ke belakang untuk melesat jauh ke depan dengan kemajuan.
“Lain hal dengan persoalan narkoba yang dapat menghilangkan Ciri khas kesadaran kemanusiaan, hingga berpikir layaknya binatang,”pungkasnya
“Flash back sejarah ke belakang, penting bagi kita untuk belajar kembali dari pengalaman kehidupan sebelumnya, sebagai motivasi diri agar bertindak, berpikir, dan berkata-kata yang positif,”tutupnya.(Wldn).