Bone, Dnid.co.id || Kabupaten Bone kembali menjadi sorotan dalam isu penyalahgunaan narkoba.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap maraknya peredaran barang haram itu, Andi Amar Ma’ruf Sulaiman, SE., BBusMan, MH, anggota Komisi III DPR RI Dapil II Sulawesi Selatan, turun langsung menyuarakan gerakan moral untuk menyelamatkan pelajar dari ancaman narkoba.
Hari Kamis, 23 Oktober 2025, Aula Rumah Jabatan Bupati Bone dipenuhi ratusan pelajar dari lima sekolah menengah atas.
Mereka hadir dalam kegiatan bertajuk “Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar Kabupaten Bone”, yang digagas oleh Andi Amar Ma’ruf bersama BNN Kabupaten Bone dan AAS Community.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebanyak 150 siswa dari SMAN 1, SMAN 3, SMAN 7, SMAN 9, dan SMAN 13 Bone mengikuti kegiatan ini. Para peserta didorong menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing dengan mengampanyekan bahaya narkoba.
Turut hadir Kepala BNN Bone AKBP H. Risman Sani, S.Ag, Wakil Ketua DPRD Bone Chaerul Amran, dan Sekretaris Forbes Anti Narkoba Andi Ardiman, SE, serta Direktur AAS Community Andi Padassejati, S.TP., M.Si yang membuka kegiatan. Dalam laporannya, ia menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam memutus rantai peredaran narkoba.
Dalam paparannya, Andi Amar Ma’ruf tidak sekadar berbicara seremonial. Ia mengungkapkan data keras yang selama ini jarang diangkat ke publik:
“Sekitar 85 persen penghuni lembaga pemasyarakatan di Indonesia terjerat kasus narkoba. Ini bukan angka kecil, dan menggambarkan betapa seriusnya masalah ini,” Paparnya.
Menurutnya, Bone telah masuk kategori zona merah penyalahgunaan narkoba di Sulawesi Selatan. Sebagai anggota Komisi III DPR RI yang bermitra dengan BNN dan aparat penegak hukum, ia menegaskan pentingnya tindakan konkret, bukan hanya wacana.
“Narkoba ini pelanggaran hukum yang kami awasi langsung. Baik pengguna maupun penyalahguna, semuanya masuk kategori tindak pidana. Karena itu, kami dorong masyarakat berani melapor dan ikut mengawasi lingkungannya,” tegasnya.
Menarik, Andi Amar juga membuka wacana pemberian reward bagi masyarakat yang berani melapor penyalahgunaan narkoba di wilayahnya.
Selain itu langkah ini disebut sebagai bagian dari gerakan moral berbasis keberanian sosial strategi yang mengedepankan partisipasi masyarakat untuk memperkuat fungsi pengawasan di akar rumput.
BNN dan kepolisian daerah mencatat, usia produktif 15–35 tahun merupakan kelompok paling rentan menjadi korban maupun pelaku penyalahgunaan narkoba. Peredaran narkoba kini tidak lagi hanya di kota besar; wilayah kabupaten seperti Bone mulai menjadi target baru karena lemahnya kontrol lingkungan dan meningkatnya aktivitas ekonomi.
Data BNN tahun 2024 mencatat lebih dari 4 juta pengguna narkoba aktif di Indonesia, dengan peningkatan kasus di kawasan timur mencapai 11 persen dibanding tahun sebelumnya. Bone sendiri mencatat belasan kasus baru sepanjang semester pertama 2025, sebagian besar melibatkan remaja.
“Anak muda sekarang mudah diincar, apalagi lewat pergaulan digital. Jika tidak ada edukasi sejak dini, kita akan kehilangan generasi yang seharusnya menjadi masa depan daerah,” ujar Andi Padassejati, Direktur AAS Community.
Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, memberikan apresiasi penuh kepada Andi Amar. Ia menyebut kehadiran sosialisasi ini sebagai alarm moral bagi seluruh orang tua dan guru di Bone.
“Sebagai putra daerah, beliau hadir dengan aksi nyata, bukan sekadar bicara. Narkoba sudah banyak menghancurkan keluarga. Jika anak-anak kita terpapar, bukan hanya kesehatannya rusak, tapi masa depan mereka hancur,” ungkapnya.
Bupati Asman menambahkan, Bone adalah daerah yang dikenal melahirkan tokoh nasional, dan karena itu generasi penerusnya harus dijaga dari pengaruh narkoba.
“Bone ini selalu punya peran penting dalam sejarah nasional. Di kabinet Prabowo–Gibran saja, ada tiga putra Bone: Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Menteri Pertanian Dr. Andi Amran Sulaiman. Maka sudah tepat, gerakan anti narkoba ini dimulai dari Bone,” ujarnya.
Sosialisasi ini bukan sekadar kegiatan satu hari. Andi Amar Ma’ruf menegaskan, program ini akan berlanjut ke tingkat kecamatan dan desa dengan melibatkan sekolah, komunitas pemuda, dan ormas keagamaan.
“Perang melawan narkoba bukan tugas aparat saja, tapi tanggung jawab kita semua,” tegasnya.
“Kita ingin Bone menjadi model daerah bebas narkoba di Sulawesi Selatan. Dari sekolah, dari rumah, dari masyarakat.” tambahnya
Dalam penutupan kegiatan, para pelajar menandatangani komitmen deklarasi anti narkoba, simbol semangat baru generasi muda Bone untuk berkata “tidak” pada narkoba.
Langkah sosialisasi seperti ini menjadi krusial di tengah tren meningkatnya peredaran narkoba di daerah-daerah pinggiran. Bone, dengan luas wilayah dan mobilitas tinggi, menjadi kawasan rawan penyusupan jaringan lintas kabupaten.
Keterlibatan legislatif dan eksekutif daerah menjadi sinyal positif bahwa pencegahan kini mulai dipandang sebagai strategi utama, bukan hanya penindakan.
Namun, tantangan terbesarnya tetap pada sustainabilitas program sejauh mana sosialisasi ini bisa diterjemahkan menjadi gerakan sosial yang berkelanjutan.
Penulis : Ricky




























