Indikasi Konstruksi Tak Sesuai Bestek Mencuat, Warga Minta Pengawasan Proyek APBD Diperketat
Bone, Dnid.co.id – Pondasi saluran irigasi di Jalan Reformasi, tepat di depan kantor DPRD Bone, kembali memantik sorotan publik.
Struktur yang dikerjakan menggunakan anggaran APBD oleh PT Ridwan Jaya Lestari itu roboh pada Jumat (5/12/2025) dan memunculkan dugaan kuat adanya masalah kualitas konstruksi.
Berdasarkan pantauan langsung di lokasi, kerusakan yang terjadi bukan sekadar retak kecil, tetapi ambruknya pondasi pasangan batu sepanjang beberapa meter. Struktur terlihat turun, miring, dan terlepas dari posisinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihak kontraktor sebelumnya diketahui masih dalam tahap pengerjaan. Namun kondisi bangunan yang relatif baru dan belum difungsikan secara penuh sudah mengalami kegagalan konstruksi.
Hujan deras memang terjadi pada hari kejadian. Namun dari kondisi fisik di lapangan, sejumlah faktor teknis diduga paling berperan terhadap robohnya bangunan tersebut.
Seorang warga yang juga tukang batu mengungkapkan beberapa indikasi. Tidak ada pondasi keras di bawah struktur.
“Harusnya pondasi itu lebih lebar di bawah dan minimal 30 cm tenggelam supaya kuda-kudanya kuat,” ungkapnya kepada Dnid.co.id, Rabu (10/12/2025).
Pondasi terlalu dangkal dan berdiri di atas tanah lembek.
Tidak ada lantai kerja (onderlaag) sehingga dasar mudah terkikis.
Batu tidak terkunci baik akibat kurangnya mortar atau ikatan.
Tanah timbunan tidak dipadatkan per layer.
Tidak ada sistem drainase (weep hole) di belakang dinding.
Aliran air yang juga menggerus bagian dasar pondasi (scouring) diduga menjadi pemicu utama, diperparah dengan kualitas pasangan batu yang dinilai kurang kuat.
Kerusakan ini membuat warga mempertanyakan pengawasan dan standar kualitas proyek yang bersumber dari APBD Kabupaten Bone tersebut. Beberapa warga mendesak agar aparat pengawasan turun langsung.
“Ini uang rakyat. Kalau bangunan baru saja sudah ambruk seperti ini, BPK dan Inspektorat harus turun memeriksa. Jangan sampai ada pembiaran,” ujar seorang warga di lokasi.
Mereka menilai audit diperlukan untuk memastikan apakah konstruksi dikerjakan sesuai bestek, termasuk kedalaman pondasi, kualitas material, metode pasangan batu, hingga perhitungan beban dan aliran air.
Warga berharap pihak kontraktor segera melakukan perbaikan dengan standar yang benar, bukan sekadar menutup kerusakan.
Mereka juga menekankan pentingnya transparansi agar pembangunan infrastruktur tidak hanya selesai secara administrasi, tetapi juga layak dan aman.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Ridwan Jaya Lestari dan pihak Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang. belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab robohnya pondasi tersebut.
Penulis : Ricky
Sumber Berita : Pantauan lansung





























