BeritaQ.com, Jogja – Kurang Lebih 50 hari sudah, dari 25 juni hingga 13 Agustus 2022 laksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kepek, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Pada tanggal 12 Agustus 2022 malam, tibalah saat berpamitan karena masa KKN telah usai. Bertepatan dengan menyambut hari HUT RI ke 77 di RT 06 dan RT 07 (Mbung Manis, Red) desa Kepek.
Romandaru Lintang Aprilian, salah satu mahasiswa UGM fakultas Fisipol jurusan pembangunan sosial yang KKN saat ditemui awak media ini di sela-sela acara mengatakan bahwa KKN-PPM UGM kali ini tidak hanya di Kepek saja.
“Sebenarnya tingkatnya kecamatan, di kecamatan Saptosari sendiri ada tiga kelompok, di Kepek 1, di Jetis 1 dan di Ngloro 1. Di Kepek ini ada 8 orang,” katanya mengawali.

[irp]Lebih lanjut mahasiswa yang akrap disapa Ndaru ini menerangkan, untuk di unit Saptosari ini kami memiliki tema, tema kami adalah Smart Farming dan Budidaya Jamur,” terangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“di masing-masing classter baik saintech, soshum dan lain sebagainya itu juga harus menyesuaikan dengan tema itu,”imbuhnya.
Di desa khususnya desa Kepek pernah mereka adakan sosialisasi yang sesuai temanya yakni sosialisai budidaya jamur.
“dari kelompok kami di desa Kepek ini kemarin juga sempat ada program terkait sosialisasi budidaya jamur, trus ada di bidang smartfarm itu ada pembuatan pupuk cair maupun pupuk padat,”paparnya.
Menurutnya, mereka tidak hanya terpaku pada tema tersebut. Namun juga melihat apa kebutuhan yang diminta masyarakat.
“jadi ada kemungkinan juga program kami itu bisa di luar tema itu tersebut, contohnya seperti event di TBM Kuncup Mekar,”jelasnya.

Saat ditanya kesan awal berada di desa Kepek Ndaru mengungkapkan apresiasinya terhadap para ibu-ibu warga desa yang masih luar biasa.
“kesannya tu pertama kali sebenarnya kalau kaget sih tidak ya, karena saya dari Kulonprogo, tapi yang buat saya mungkin agak kaget itu, di sini itu wadah wanita atau ibu-ibu berkelompok itu sangat besar, sangat tinggi,”ungkapnya.
Dirinya memaparkan sebagai contoh di desa asalnya seperti kegiatan yasinan, tahlilan itu biasanya hanya bapak-bapak, sedang di desa Kepek ini ibu-ibu juga ikut.
“trus di sini juga kebetulan ada gejlog lesung juga, dimana ibu-ibu juga andil berperan di system itu. Mungkin kesannya saya kaget dengan fenomena itu,” tuturnya.
[irp]Dukungan masyarakat menurutnya juga sangat bagus sehingga memudahkan mereka saat mengerjakan programnya.
“Terutama di Padukuhan Kepek ini kalau saya melihatnya, tingkat kegotong-royongan masyarakat masih terjaga, masih tinggi. Dimana sifat individualitasnya kalau saya lihat masih rendah. Mungkin hal-hal seperti bersifat kegotong-royongan juga perlu untuk dirawat juga karena system ini sangatlah bagus,”paparnya.
Ndaru juga berpesan untuk adik-adik yang kelak akan KKN bahwa dimana kita sebagai pendatang itu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi atau kebiasaan masyarakat. Ketika masyarakat sudah welcome ke kita mungkin tim KKN, otomatis ketika kita akan mengadakan program masyarakat juga mempermudah,”pesannya.
“mungkin yang dilihat masyarakat itu bukan sekedar programnya juga tetapi bagaimana sih car akita untuk membaur dengan masyarakat itu sendiri,”lanjutnya.
[irp]Ndaru selaku ketua tim KKN yang berada di desa Kepek mengungkapkan terimakasih dan harapannya kepada masyarakat Mbung Manis terkhususnya.
“untuk warga Mbung Manis dari saya pribadi mengucapkan terimakasih banyak kami sudah diperkenankan untuk belajar di Mbung Manis ini. Dan untuk pesannya semoga kondisi Mbung Manis yang aman tentram dan gotong-royongnya saya kira masih tinggi dapat terjaga kedepannya,”pungkasnya.