Breaking News

Radio Player

Loading...

Kelompok Tani di Balleanging Sambut Antusias Tim PKM UMI dalam Penerapan Teknologi Tepat Guna

Sabtu, 24 Agustus 2024

URL berhasil dicopy

URL berhasil dicopy

Dnid.co.id,Bulukumba – Kelompok Tani Jaya Abadi di Desa Balleanging, Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba, dengan penuh antusias menyambut kehadiran Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Muslim Indonesia (UMI). Melalui Hibah DRTPM Kemendibud Ristek Tahun 2024.

Kehadiran tim akademisi selama dua hari ini, Rabu-Kamis, 21-22 Agustus 2024 membawa angin segar bagi para petani setempat melalui penerapan teknologi tepat guna yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengolahan kelapa sebagai salah satu komoditas yang dominan di desa ini.

Dalam kegiatan ini, Tim PKM UMI memperkenalkan dan memodifikasi alat pengupas kelapa modern yang memungkinkan para petani untuk memproses kelapa dengan lebih cepat dan efektif. Penggunaan alat ini diharapkan mampu mengefisiensi waktu kerja dan meningkatkan hasil produksi, sehingga kesejahteraan petani dapat lebih terjamin.

ads

Dr. Ir. Mahmuddin, ST., MT, seorang dosen senior di Fakultas Teknik Mesin Universitas Muslim Indonesia (UMI), baru-baru ini memimpin demonstrasi penggunaan teknologi tepat guna berupa mesin pengupas sabut kelapa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam demonstrasi tersebut, Dr. Mahmuddin menjelaskan bagaimana mesin pengupas sabut kelapa yang dirancang oleh timnya mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani. “Mesin ini dirancang untuk memudahkan petani dalam mengupas sabut kelapa dengan cepat dan aman. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi serta mengurangi tenaga dan waktu yang dibutuhkan dalam proses pengolahan kelapa,” jelasnya.

Selain itu, Dr. Mahmuddin juga menekankan pentingnya penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam penggunaan mesin tersebut. “Penggunaan teknologi apapun harus disertai dengan pemahaman yang baik tentang standar K3. Hal ini untuk memastikan bahwa mesin dapat digunakan dengan aman, mengurangi risiko kecelakaan kerja, dan menjaga kesehatan pengguna dalam jangka panjang,” ungkap Dr. Mahmuddin.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga mencakup sosialisasi mengenai teknologi tepat guna yang dapat memanfaatkan limbah sabut kelapa menjadi produk bernilai tambah seperti cocopeat, yang berguna sebagai pupuk organik.

Ir. Gusnawati, ST., MT., IPP, dosen Teknik Kimia Universitas Muslim Indonesia (UMI), melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan limbah sabut kelapa,

Dalam sosialisasinya, Ir. Gusnawati menjelaskan bahwa limbah sabut kelapa, yang selama ini sering dianggap sebagai bahan buangan, sebenarnya memiliki potensi besar untuk diolah menjadi berbagai produk komersial.

“Sabut kelapa dapat diolah menjadi cocopeat, coco fiber, dan berbagai produk lain yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan teknologi yang tepat, limbah ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat,” jelasnya.

Kepala Desa Balleanging, Irfandi Bahri, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif yang dilakukan oleh para akademisi UMI.

“Kami selalu terbuka untuk berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan edukasi. Di Balleanging ini, ada banyak potensi, dan salah satunya adalah kelapa. Sabut kelapa yang melimpah perlu disentuh dengan edukasi dan teknologi agar bisa dimanfaatkan dengan lebih optimal,” ujar Irfandi.

Lebih lanjut, Irfandi berharap agar pengolahan sabut kelapa ini dapat berkembang lebih jauh di masa depan, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat Desa Balleanging. Potensi sabut kelapa yang diolah menjadi cocopeat, misalnya, dapat menjadi produk bernilai tinggi yang mendukung pertanian organik.

Mustaring, seorang penyuluh pertanian yang aktif mendampingi para petani di Desa Balleanging, juga menambahkan bahwa kehadiran alat pengupas kelapa ini sangat diharapkan oleh para petani.

“Kami berharap alat ini bisa berfungsi ganda, sehingga sabut kelapa yang keluar bisa langsung terproses menjadi bahan yang bermanfaat. Kami bersyukur dengan adanya alat ini, karena sudah lama kami ingin menghasilkan pupuk organik padat dari sabut kelapa,” jelas Mustaring.

Kegiatan pengabdian ini menunjukkan sinergi yang kuat antara dunia akademik dan masyarakat. Dengan adanya dukungan dari UMI, potensi yang ada di Desa Balleanging dapat lebih dioptimalkan, sehingga bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat setempat. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi tepat guna dapat diintegrasikan dalam praktik pertanian tradisional, membawa perubahan positif yang berkelanjutan di tingkat desa.

Sekadar diketahui kegiatan ini dimotori oleh Ketua Tim, Ir. Gusnawati, ST., MT., IPP (Teknik Kimia UMI), Ir. Muhammad Arman, ST., MT., IPP (Teknik Kimia UMI), Dr. Ir. Mahmuddin, ST., MT (Teknik Mesin UMI) membawa serta mahasiswa Selviani (Teknik Kimia UMI), Fadil Fahri (Teknik Mesin UMI).

Editor : Redaksi Sulawesi selatan

Sumber Berita : Rilis

Berita Terkait

Seruan Aksi KAJ Sulel Anggap Keliru Kementan RI Gugat Tempo Rp 200 Miliar Lewat PN Jakarta
Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Kodaeral VI bersama Bupati Takalar Panen Raya Rumput Laut di Desa Punaga
Presiden RI Tingkatkan Kerja Sama Cadangan Beras Darurat ASEAN Plus Three
Harga Pupuk Bersubsidi Turun 20% Jelang Musim Tanam 2025
Wakil Ketua DPRD Sulsel: Harga Pupuk Turun 20 Persen, Petani Bergembira
Gubernur Andi Sudirman Serahkan Rp20 Miliar untuk Infrastruktur dan UMKM ke Pemkab Pinrang
Sekda Barru Tegaskan Pentingnya Gotong Royong dalam Tradisi Mapalili untuk Musim Tanam Baru
Kementan Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Tantangan Baru di Distribusi Daerah
Berita ini 35 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 19:09 WITA

Seruan Aksi KAJ Sulel Anggap Keliru Kementan RI Gugat Tempo Rp 200 Miliar Lewat PN Jakarta

Jumat, 31 Oktober 2025 - 21:34 WITA

Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Kodaeral VI bersama Bupati Takalar Panen Raya Rumput Laut di Desa Punaga

Senin, 27 Oktober 2025 - 18:18 WITA

Presiden RI Tingkatkan Kerja Sama Cadangan Beras Darurat ASEAN Plus Three

Minggu, 26 Oktober 2025 - 21:54 WITA

Harga Pupuk Bersubsidi Turun 20% Jelang Musim Tanam 2025

Minggu, 26 Oktober 2025 - 21:26 WITA

Wakil Ketua DPRD Sulsel: Harga Pupuk Turun 20 Persen, Petani Bergembira

Kamis, 23 Oktober 2025 - 18:53 WITA

Gubernur Andi Sudirman Serahkan Rp20 Miliar untuk Infrastruktur dan UMKM ke Pemkab Pinrang

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:22 WITA

Sekda Barru Tegaskan Pentingnya Gotong Royong dalam Tradisi Mapalili untuk Musim Tanam Baru

Rabu, 22 Oktober 2025 - 15:06 WITA

Kementan Turunkan Harga Pupuk 20 Persen, Tantangan Baru di Distribusi Daerah

Berita Terbaru

Serba-Serbi

Zulkarnain Hamson Temukan Model Etika Glokal dalam Riset Disertasinya

Senin, 10 Nov 2025 - 00:15 WITA