Dnid.co.id,Makassar – Maraknya poster Calon Kepala Daerah yang terpasang serampangan terpaku di pohon-pohon, di sejumlah ruas jalan atau pedestrian di Kota Makassar, mengundang perhatian berbagai pihak, termasuk Aktivis Lingkungan Hidup di Kota Makassar.
Menanggapi hal tersebut,Ketua LSM Lingkungan Hidup Forum Komunitas Hijau, Ahmad Yusran angkat bicara.
Menurutnya,hal tersebut terjadi, karena matinya analisis para pihak termasuk masyarakat,dalam bertanggungjawab melestarikan lingkungan pohon yang ada di pedestrian jalanan atau trotoar di Kota Makassar. Pedestrian atau trotoar bukan media alat peraga atau kampanye.
” Kami terus bergerak bagaimana tentang tujuan analisis itu, sebagai bukti tanggung jawab dalam melestarikan lingkungan, Pohon yang ada di pedestrian atau trotoar bukan media alat peraga atau kampanye, di sinilah sebenarnya para pihak turun lansung menertibkan, tanpa menunggu waktu, baik itu bawaslu, pemkot Makassat maupaun calon kepala daerah yang akan bertarung,”ujar Ahmad Yusran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
” Kurangnya respek action dalam menyikapi persoalan tersebut, di sinilah tujuannya untuk menghindari dampak lingkungan yang berbahaya khususnya bagi masyarakat itu sendiri, selain kehadiran poster-poster di pohon membahayakan tidak hanya aspek estetika ruang, namun juga lalu lintas angkutan darat yang berada di sepanjang jalan, mengganggu jarak pandang pengendara. Di butuhkan gerak bersama tidak hanya menunggu administrasi, tapi bagaimana juga respon masyarakat terhadap pengrusakan ornamen lingkungan hidup berupa pohon, karena saya melihat tidak sedikit juga di pakui dan itu mengganggu pertumbuhan pohon,” sambungnya.
Lebih jauh, Yusran menjelaskan, selain melanggar memang sudah hilang bentuk keseimbangan sumber daya yang ada yaitu ornamen kota. Pohon tidak hanya yang disebut jalur hijau yang ada di trotoar, ada tanaman hias, tapi malah pohon yang seharusnya terhindar dari poster apapun itu, di jadikan media alat peraga atau alat kampanye yang bukan pada tempatnya, memang tidak dibenarkan karena secara ekologi pertumbuhan pohon tidak hanya mengalami namanya degridasi, namun bisa saja terjadi penjamuran batang pohon,kondisi trotoar taman perubahan iklim begitu kering.
” Menjaga Pelestarian Lingkungan utamanya di Pedestrian atau trotoar tidak hanya tugas pemkot makassar, melainkan juga calon kepala daerah, mengingatkan bahwasanya masih ada spot yang ada untuk di jadikan media berkampanye atau bersosialisasi yaitu dunia digital saat ini, “jelasnya.
Aktivis lingkungan ini kembali menegaskan,penampakan sosok poster-poster di pohon perlu ditertibkan, tidak mesti menunggu lagi karena regulasinya jelas, pasalnya tindakan tersebut membutakan hati nurani didepan mata merusak estetika kota yaitu pohon.
Hal tersebut, merupakan preseden buruk yang terus berulang, seharusnya tidak terjadi lagi, terkesan pembiaran tiba masa tiba diturunkan, harus ada efek jera.
” Bukan lagi fenomena ,melainkan ini hal clasic yang lucu, sebab Kota Makassar sebagai Kota Metropolitan , pendidikan politik di atas rata-rata tapi masih terjadi, ini fenomena matinya hati nurani secara ekologi, padahal ada media digital yang bisa di mamfaatkan sebagai media bersosialisasi dan berkampanye, ” tegasnya.
Lanjut, Yusran menekankan pentingnya kesadaran menjaga dan melestarikan lingkungan , Bagaimana mau sadar apalagi merencanakan lingkungan hidup harmoni dan berkelanjutan, kalau hanya sebatas jargon semata, pada prakteknya mereka melakukan kejahatan pelanggaran terhadap ornamen lingkungan yaitu pohon. Dampak kerusakan lingkungan tidak hanya pemerintah, penyelenggara, tapi yang merasakan lansung adalah masyarakat juga.
” Kembali lagi kemauan para pihak untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan, karena endingnya juga kan ke tempat pembuangan akhir, hal yang clasic membodohi masyarakat, tidak hanya tatanan wacana tapi implementasi nyata dalam merencakanan lingkungan hidup harmoni dan berkelanjutan, “ujarnya.
” Hal ini tidak sampai cukup di sayangkan tapi adanya aksi nyata respek para pihak tidak hanya menunggu jadwal karena ancaman didepan mata. karena terkesan terlihat pembiaran massif terbuka dan sistemik, setiap adanya pesta demokrasi lima tahunan kenapa? ornamen kota yaitu pohon selalu dihiasi dengan mendadak ada penunggu poster yang terpasang terpakui di pohon,” tutup Ahmad Yusran Ketua LSM Lingkungan Hidup Forum Komunitas Hijau.
Penulis : Zhiera
Editor : Redaksi Sulawesi selatan



























