Pangkalpinang,DNID.co.id – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kini berada di titik krusial dalam sejarah politik dan ekonominya. Meskipun baru berusia 24 tahun, provinsi yang dikenal dengan semboyan “serumpun sebalai” ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, terutama terkait sektor utama ekonomi Babel, yaitu timah.
Tahun 2024, Babel akan menyelenggarakan Pilkada, termasuk pemilihan gubernur (Pilgub). Namun, Pilgub kali ini diprediksi menjadi ajang penuh intrik politik dan isu-isu sensitif yang dapat memengaruhi nasib masyarakat Babel dalam lima tahun ke depan.
Salah satu isu utama yang akan mendominasi Pilgub 2024 adalah tata niaga timah. Timah bukan sekadar sumber daya alam, tetapi merupakan urat nadi perekonomian Babel. Dalam beberapa tahun terakhir, tata niaga timah menjadi sorotan akibat masalah regulasi dan ketidakstabilan harga yang berdampak langsung pada masyarakat.
Pilgub Babel kali ini, dengan sendirinya, akan menjadi ajang pertarungan antara mereka yang ingin memperbaiki sistem tata niaga ini dan mereka yang ingin memanfaatkannya sebagai alat politik untuk menjatuhkan lawan.
Tata Niaga Timah: Isu Utama atau Alat Politik?
Dalam kontestasi Pilgub Babel, tata niaga timah akan muncul dalam dua wajah. Pertama, isu ini bisa digunakan oleh para kandidat sebagai alat untuk merusak reputasi lawan dengan memanfaatkan ketidakpuasan publik.
Taktik politik busuk ini dikenal sebagai political decay, di mana satu kandidat berusaha membusukkan kredibilitas lawannya melalui tuduhan ketidakmampuan dalam mengelola sektor timah.
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 Baca Halaman Selanjutnya
Penulis : Riky.F
Sumber Berita : KBO BABEL