“Satu kata yang kasar, satu ejekan kecil, bisa berujung pada permusuhan. Tidak ada kemenangan dalam tawuran, hanya ada luka dan penyesalan,” katanya dengan nada serius.
Tak hanya soal tawuran, fenomena bullying juga menjadi perhatian besar.
Ipda Yulianto Setiawan memberikan paparan tentang bagaimana bullying dapat menghancurkan mental dan harga diri seseorang.
“Kalian mungkin menganggap itu hanya candaan, tetapi bagi mereka yang menjadi korban, itu bisa meninggalkan luka yang mendalam seumur hidup,” tuturnya.
Para siswa terdiam, beberapa tampak merenung, memahami beratnya dampak dari tindakan yang mungkin selama ini dianggap biasa oleh sebagian dari mereka.
Di sisi lain, Aiptu Dede Sugiono, dengan pengalaman panjangnya sebagai Bhabinkamtibmas, menyampaikan pesan-pesan praktis kepada para siswa.
Ia memberikan tips bagaimana menghindari pergaulan yang salah dan tidak terpengaruh oleh ajakan negatif.
Tidak hanya itu, Aiptu Dede juga memberikan nomor hotline Polsek Tambora yang dapat dihubungi jika ada gangguan kamtibmas atau situasi yang memerlukan bantuan polisi.
“Kami selalu ada untuk kalian, jangan ragu untuk menghubungi kami kapan saja jika merasa tidak aman atau melihat sesuatu yang mencurigakan,” ujarnya dengan penuh empati.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar menjadi sosialisasi biasa, namun lebih dari itu, menjadi momen di mana polisi dan siswa saling terhubung, saling memahami.
Para siswa yang sebelumnya mungkin merasa bahwa polisi adalah sosok yang jauh, kini melihat mereka sebagai teman dan pelindung yang bisa diandalkan.
Halaman Berita ini : 1 2 3 Baca Halaman Selanjutnya
Penulis : Humas Polres Metro Jakarta Barat