Berita DNID-Jakarta. Kelor merupakan tanaman asli India utara yang juga dapat tumbuh di tempat tropis dan subtropis lainnya, seperti Asia dan Afrika. Kelor memiliki banyak vitamin dan mineral penting. Daunnya mengandung kalium sebanyak pisang, dan vitamin C sebanyak jeruk.
Kelor juga mengandung kalsium, protein, zat besi, dan asam amino, yang membantu tubuh menyembuhkan dan membangun otot. Ia juga mengandung banyak antioksidan, zat yang dapat melindungi sel dari kerusakan dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Adanya bukti bahwa beberapa antioksidan ini juga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi lemak dalam darah dan tubuh. Meskipun demikian, orang dengan kondisi tertentu sebaiknya tak mengonsumsi ini lantaran bisa memperburuk kondisinya.
Seorang ahli diet dari Boston Functional Nutrition, Ayla Barmmer mengatakan, kandungan asam fitat dalam kelor dapat menyebabkan reaksi yang merugikan jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi.
“Moringa dapat menyebabkan gangguan pencernaan jika tidak dimasak, difermentasi, atau ditumbuhkan, tergantung pada bagian tanaman yang digunakan,” ujar Barmmer dikutip dari eatingwell, Rabu (1/1/25).
Meskipun tidak ada tindakan pencegahan atau alasan yang diketahui mengapa orang tidak boleh mengonsumsi kelor, tetapi kandungan zat besinya mungkin menjadi perhatian bagi sebagian orang.
“Mereka yang perlu menghindari zat besi berlebih dalam makanan dan suplemen mungkin perlu berhati-hati,” tuturnya.
Terlalu banyak zat besi dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, dan sembelit. Asupan zat besi yang berlebihan juga dapat menyebabkan kelebihan zat besi, yang jarang terjadi saat mengonsumsi zat besi dari sumber makanan, tetapi jumlah yang terkonsentrasi atau suplemen dapat menimbulkan kekhawatiran, terutama pada anak-anak.
Tak hanya itu, penelitian juga menunjukkan bahwa pada umumnya tidak apa-apa untuk memakan daun atau polong biji muda, dan ekstrak daun yang terbuat dari bubuk dan air mungkin juga aman. Namun, memakan kulit kayu atau daging buahnya bisa berbahaya, terutama bagi wanita hamil.
Melansir dari WebMD, bahan kimia dalam kulit kayu dapat membuat rahim berkontraksi dan menyebabkan keguguran. Kelor juga dapat memperburuk orang dengan kondisi hipotiroidisme atau gangguan kesehatan yang terjadi karena kurangnya produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.
Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi daun kelor atau suplemen apa pun, terutama jika sedang mengonsumsi obat-obatan.
Editor : Abdi M.S
Sumber Berita : Redaksi