Breaking News

Radio Player

Loading...

Fenomena Keluarga Sam Ratulangi, Tokoh Pejuang Kemerdekaan.

Senin, 17 Februari 2025

URL berhasil dicopy

URL berhasil dicopy

Makassar, DNID.co.id- Hari ini, Indonesia kehilangan salah satu saksi sejarah perjuangan kemerdekaan, Emillia Augustina Pangalila Ratulangi, yang berpulang pada usia 102 tahun. Ia adalah putri dari pahlawan nasional Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi, lebih dikenal sebagai Sam Ratulangi, seorang tokoh besar yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Namun, ironisnya, keluarga Sam Ratulangi akhirnya memilih untuk pergi ke Belanda, meninggalkan tanah air yang diperjuangkan dengan darah dan air mata.

Kepergian mereka bukanlah keputusan yang diambil dengan ringan. Sejarah mencatat bahwa setelah kemerdekaan, banyak pejuang dan keluarganya justru menghadapi tekanan, kesulitan, dan ketidakpastian. Mereka yang pernah mengorbankan segalanya demi Indonesia malah merasa terasing di negeri sendiri. Dalam kasus keluarga Sam Ratulangi, mereka tidak lagi melihat harapan untuk masa depan di Indonesia, sebuah kenyataan yang menyedihkan dan mencerminkan bagaimana arah bangsa ini kadang melupakan para perintisnya.

Fenomena ini bukan hanya dialami oleh keluarga Sam Ratulangi, tetapi juga oleh banyak tokoh perjuangan lainnya yang akhirnya harus mencari kehidupan di luar negeri. Seolah-olah panah yang telah dilepaskan dengan tujuan mulia justru tidak mengenai sasaran atau bahkan diabaikan. Ini adalah cerminan bahwa penghormatan terhadap perjuangan para pendahulu tidak selalu berjalan sesuai harapan.

ads

Sebagai bangsa, kita harus merenungkan kembali bagaimana kita memperlakukan warisan perjuangan kemerdekaan. Apakah kita hanya mengenang nama-nama mereka di buku sejarah dan patung peringatan, atau benar-benar menghayati serta melanjutkan nilai-nilai yang mereka perjuangkan? Kepergian Emillia Augustina Pangalila Ratulangi mengingatkan kita bahwa sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan tanggung jawab yang harus dijaga agar kita tidak mengulang kesalahan yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mungkin sudah saatnya kita bertanya: Apakah kita masih berada di jalur yang benar sesuai dengan cita-cita para pejuang kemerdekaan? Ataukah kita telah melupakan arah panah yang pernah dilepaskan menuju Indonesia yang merdeka, adil, dan sejahtera?

Semoga KBRI Den Haag memberi perhatian, sedikit menutup luka luka yang ada dihati.

Selamat Jalan Tante EMILIA, beristirahatlah dengan tenang.

(Peter F. Gonta – 16-Feb-2025)

Penulis : Peter F. Gonta

Editor : Admin

Sumber Berita : Bambang Nur Rahmat Suyono

Berita Terkait

Prof. Budu dan Babak Kedua Pilrek Unhas
Mentan Amran Memupus Mimpi Ekonom Pro-Mafia Pangan Seperti Defiyan Cori
Ketika Kepintaran Rakyat Menjadi Ancaman.
Menambang Bencana di Perut Latimojong
Beranda 100 Hari Kerja JKA-RH yang Bermakna: Mampukah Kita Mengimbangi “Speed” Kencang Seorang JKA?
Suara Eks Napiter Bone: Sudah Kembali ke NKRI, Tapi Masih Diabaikan  
Christanti Azis, Inisiator 100 Festival di Padang Pariaman
Diabetes Melonjak Secara Global dan Nasional: Ancaman Kesehatan Masyarakat yang Kian Nyata, Indonesia Termasuk Lima Besar Dunia
Berita ini 171 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 2 November 2025 - 20:09 WITA

Prof. Budu dan Babak Kedua Pilrek Unhas

Sabtu, 1 November 2025 - 00:57 WITA

Mentan Amran Memupus Mimpi Ekonom Pro-Mafia Pangan Seperti Defiyan Cori

Sabtu, 1 November 2025 - 00:47 WITA

Ketika Kepintaran Rakyat Menjadi Ancaman.

Rabu, 24 September 2025 - 14:55 WITA

Menambang Bencana di Perut Latimojong

Selasa, 8 Juli 2025 - 12:04 WITA

Beranda 100 Hari Kerja JKA-RH yang Bermakna: Mampukah Kita Mengimbangi “Speed” Kencang Seorang JKA?

Jumat, 27 Juni 2025 - 16:11 WITA

Suara Eks Napiter Bone: Sudah Kembali ke NKRI, Tapi Masih Diabaikan  

Minggu, 15 Juni 2025 - 02:02 WITA

Christanti Azis, Inisiator 100 Festival di Padang Pariaman

Kamis, 12 Juni 2025 - 22:10 WITA

Diabetes Melonjak Secara Global dan Nasional: Ancaman Kesehatan Masyarakat yang Kian Nyata, Indonesia Termasuk Lima Besar Dunia

Berita Terbaru