Makassar, DNID.co.id- Hakekatnya, kebaikan itu akan kembali kepada diri sendiri. Kita murah senyum, ringan tangan (mudah membantu), santun, maka sikap yang kembali kepada kita adalah kebaikan dari orang-orang sekeliling kita, seperti yang kita berikan. Di akhirat pun begitu, jika yang kita tuai sekarang kebaikan, maka pahala kebaikan juga yang kita dapat.
Keburukan pun akan kembali kepada kita. Jika kita hanya mau untung sendiri, mudah memaki, seneng orang lain sengsara, maka sikap orang yang akan kembali pada kita adalah keburukan. Pun di akhirat, keburukan hari ini akan kita pertanggung-jawabkan.

ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih dari itu, manfaat kebaikan pada orang lain bisa melebihi volume kebaikan yang kita berikan. Begitupun keburukan.
Namun berbuat baik tidak harus mengharapkan kebaikan serupa alias pamrih. Kebaikan ya kebaikan, lupakan setelah berbuat. Cari ridho-Nya. Sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat, kita mungkin saja tidak tahu betapa besar manfaatnya bagi orang lain.
Uang sepuluh ribu, mungkin tidak ada artinya bagi Anda yang mampu, tapi uang sebesar itu bisa berarti sangat banyak bagi mereka yang membutuhkannya.
Keburukan pun begitu, jika kita lakukan pada orang lain, sekecil apapun menurut kita, tapi bisa berpengaruh besar pada kehidupan orang lain. Kata-kata buruk, mungkin Anda lupakan setelah melontarkannya, dan Anda anggap guyonan, namun bagi orang yang jadi sasaran, bisa jadi melukai sangat dalam.
Sebisa mungkin kita harus berusaha berbuat baik, sekecil apapun itu. Jangan persulit orang lain, baik dengan perkataan maupun tindakan.
Betapa kebaikan itu sangat Allah hargai.
Editor : Admin
Sumber Berita : Bambang Nur Rahmat