Mapur, Bangka,Dnid.co.id — Desa Mapur di Kabupaten Bangka mencatat terobosan besar dalam pemanfaatan limbah alam. Limbah penyulingan minyak atsiri tanaman sapu-sapu (Baeckea frutescens), yang selama ini terbuang sia-sia, kini berhasil diolah menjadi biopestisida bernilai tinggi oleh tim pengabdi Universitas Bangka Belitung (UBB). Inovasi ini digadang-gadang mampu mengubah wajah ekonomi desa sekaligus memperkuat ketahanan usaha lokal.
Program pendampingan dilakukan kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Assalam, pengelola rumah produksi minyak atsiri hibah PT Mitra Stania Prima. Selama bertahun-tahun, kelompok ini hanya menjual minyak mentah dengan harga rendah sehingga keuntungannya minim dan usaha kerap terancam berhenti.
Ketua tim pengabdi UBB, Dr. Nyayu Siti Khodijah, SP., M.Si, menyebut inovasi biopestisida berbasis limbah ini memberi harapan baru. “Pendampingan ini tidak hanya menambah nilai ekonomi dari limbah, tapi juga membuka peluang keberlanjutan usaha masyarakat,” ujarnya, Minggu (27/7/2025).

ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Program tersebut mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat. Tim pengabdi juga melibatkan Dr. Ir. Ismed Inonu, M.Si, dan Occa Roanisca, SP., M.Si sebagai pendamping teknis.
Kepala Desa Mapur menyambut antusias program ini. “Kami butuh peran akademisi agar usaha warga seperti KUBE Assalam bisa tetap eksis dan berkembang,” katanya.
UBB menargetkan produk biopestisida tersebut segera memperoleh izin edar dan masuk pasar nasional. Bila sukses, Mapur berpeluang besar menjadi desa percontohan pengelolaan limbah bernilai tambah di Bangka Belitung.
Penulis : ALE
Editor : REDAKSI DNID.CO.ID BABEL
Sumber Berita : Jejaring KBO BABEL