Pangkalpinang, Dnid.co.id – Gelombang aspirasi tambang rakyat Bangka Belitung siap meletup di halaman PT Timah, Senin (6/10/2025). Namun sebelum teriakan massa mengisi udara, aparat kepolisian dan TNI sudah menyiapkan barisan pengamanan rapat agar demonstrasi berjalan damai.
Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Irjen Pol Hendro Pandowo, memastikan negara tidak sekadar hadir, melainkan juga menjaga keselamatan setiap langkah pengunjuk rasa. “Kita wajib mengawal dan mengamankan. Berangkat sehat aman, pulangnya pun sehat aman. Itu yang utama,” ujarnya usai rapat koordinasi di Mapolda, Jumat (3/10/2025).
850 Personel Gabungan Disiagakan

Persiapan itu bukan main-main. Sebanyak 850 personel gabungan dari Polri, TNI, dan unsur keamanan PT Timah disiagakan, meski jumlah pasti akan menyesuaikan dengan massa yang turun ke jalan. Hendro menekankan pengamanan bukan untuk menunjukkan kekuatan, melainkan untuk memastikan ruang aspirasi rakyat terjaga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya sudah perintahkan Kapolres jajaran bersama Dandim untuk mengawal dari titik persiapan, jalur yang dilewati, hingga tiba di PT Timah dan kembali ke rumah masing-masing,” tegasnya.
Pendekatan yang digunakan, kata Hendro, bukan represif. Polisi akan hadir dengan wajah ramah. “Konsepnya humanis: senyum, sapa, salam. Kita kawal penuh, tapi tetap dengan persuasif,” ujarnya menambahkan.
Simulasi Jalur dan Mediasi
Suasana rapat koordinasi di Mapolda menggambarkan keseriusan itu. Peta jalur aksi terbentang di meja, garis merah ditorehkan untuk menandai titik rawan. Para perwira mendiskusikan strategi, sementara Bahar Buasan, anggota DPD RI yang hadir, memberi masukan agar mekanisme mediasi juga disiapkan.
“Kita bukan hanya bicara pengamanan teknis, tapi juga ruang dialog. Semoga nanti ada titik temu antara PT Timah dan para pengunjuk rasa,” tutur Hendro dengan nada optimis.
Babel, Rumah Bersama
Isu tambang rakyat di Bangka Belitung sudah lama menjadi bara dalam sekam. Polemik soal regulasi, distribusi keuntungan, dan ruang hidup penambang kecil kerap menyeruak. Unras kali ini menjadi panggung besar untuk memperdengarkan aspirasi, dan aparat berusaha memastikan rumah bersama bernama Babel tidak terpecah.
“Ini Babel, rumah kita bersama. Jangan ada pihak yang coba memecah belah. Kita kawal aspirasi, tapi tetap utamakan persatuan,” pungkas Kapolda.
Atmosfer Jelang Senin
Di halaman Mapolda sore itu, deru kendaraan taktis terdengar, meski tak semua akan diturunkan. Hendro menegaskan, pengerahan harus proporsional, tidak menciptakan ketegangan yang tidak perlu. “Yang penting, masyarakat merasa aman dan nyaman,” katanya.
Bagi sebagian warga, persiapan aparat menjadi penanda bahwa esok lusa bukan sekadar demonstrasi, melainkan juga ujian kedewasaan demokrasi di Babel. Aspirasi rakyat tentang tambang bukan hanya persoalan ekonomi, melainkan juga tentang hak hidup, kedaulatan sumber daya, dan masa depan daerah.
Menanti Hari Penentuan
Senin mendatang, ribuan massa diperkirakan bergerak dari berbagai kabupaten. Dengan kawalan aparat, mereka akan menuju PT Timah—ikon pertambangan yang juga menjadi sumber polemik. Apakah titik temu tercapai atau justru meninggalkan catatan baru, akan ditentukan oleh bagaimana negara mengelola aspirasi ini.
Di titik itu, wajah humanis aparat menjadi jembatan. Dan Babel menanti: apakah unras tambang rakyat ini akan menyalakan nyala perubahan, atau sekadar bergema sebentar lalu padam.
Penulis : ALE
Editor : REDAKSI BABEL DNID. CO. ID
Sumber Berita : Humas Polda Babel