Melawi, BeritaQ.com – Rapat dengar pendapat bersama Eselon I Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI bersama Komisi IV DPR RI Yessy Melania fokus perjuangkan berbagai persoalan di Kalbar.
Namun demikian Yessy juga mengapresiasi KLHK dalam merespon cepat kasus konflik lahan di Kinipan.
Menurutnya ini satu bukti bahwa negara hadir bagi masyarakat adat dan lokal.
Ia menuturkan kewajiban Pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) progresnya baru 34 persen. Minta tolong ditertibkan dan segera didorong perusahaan melakukan kewajiban mereka sesuai peraturan menteri KLHK no 59 tahun 2019.
Data harus jelas dan singkron antara pusat dan daerah UPT BPDAS ditingkat tapak. Jangan sungkan, Ditindak tegas perusahaan yang tidak tertib menjaga lingkungan.
Krisis iklim harus dimitigasi dan ditangani, KLHK harus jadi mesin penggerak lintas sektor K/L. Greenpeace sudah melaporkan dalam studinya bahwa tantangan perubahan iklim nyata dan sudah terjadi diberbagai daerah.
“Minta tolong jadi atensi untuk ditangani,”tegas Yessy, seperti dikutip pada Rabu (06/04/2022).
Ia menambahkan, persoalan banjir, longsor serta bencana yang ada Kalbar harus ditangani secara Holistik melibatkan masyarakat daerah.
“Saya meminta Kepala BPDAS Kapuas untuk komunikatif dan kolaboratif dengan masyarakat. Sehingga bencana dapat ditangani dan dimitigasi kedepan,”saran Yessy.
Terkait prioritas pembangunan 15 Danau prioritas. Di Dapil KalBar ada danau sentarum yang masuk. Support KLHK sudah baik, namun kedepan perlu kolaborasi, sinergi dan komunikasi dengan K/L lain sehingga dukungan pengembangannya dapat maksimal.
“Utama melibatkan masyarakat lokal,”himbaunya.
Terkait tanaman endemik Sintang, Kantung Semar. Mohon dibuatkan Nursery atau persemaian di Kalbar.
“Karena saya khawatir potensi endemik akan hilang. Itu sebagai salah satu contoh saja. Mohon bisa dikembangkan dengan Bioprospeksi menjadi bahan baku obat, kecantikan, dan lainnya,”ujarnya.
Yessy percaya KLHK bisa mengelaborasi dan bergerak menjaga lingkungan hidup dan kehutanan tetap Lestari, asri dan berkelanjutan.