Melawi, DNID Kalbar – Syamsul Bahri menanggapi pemberitaan yang menudingnya menipu pengusaha asal China dari Tianjin Hongyi International trade.co.Ltd.
Syamsul Bahri menegaskan, selaku Direktur PT Sentosa Makmur Plantation (SMP) membantah keras tudingan bahwa pihaknya ingin menipu pengusaha asal China dari Tianjin Hongyi International trade.co.Ltd, terkait kontrak pengiriman limbah kelapa sawit (Miko),”beber Syamsul Bahri kepada media ini, Senin (12/09/2022).
Dijelaskannya, pihaknya memang benar ada kontrak kerja sama dengan pihak Tianjin Hongyi Internasional Trade.co.Ltd dan sudah berjalan pengiriman Mikonya.
“Hanya saja memang sempat terjadi kendala pengiriman Miko karena terjadi banjir dan lainnya. Sudah sekitar 13 kontainer yang kita kirim ke pihak Tianjin.”jelasnya.
Terkait sisa 17 kontainer yang belum dikirim, lantaran ada terjadi moratorium dari Presiden terkait pengiriman barang keluar negeri. Sehingga ada beberapa hal yang perlu dibicarakan kembali dengan pihak Tianjin di China.
Setelah itu, kami dari pihak PT Sentosa Makmur Plantation sudah pernah mengirimkan surat undangan kepada pihak Tianjin pada 31 Maret 2022, namun tidak ada balasan. Dan pihak Tianjinpun tidak ada datang.”ungkapnya.
“Kendala pengiriman pada saat itu, adanya kendala banjir dan lonjakan harga miko nasional yang sudah melampaui harga miko pada kontrak.”lanjutnya.
Syamsul menuturkan, akhirnya pihak PT SMP mengirim undangan meeting untuk membahas evaluasi budget plan, tetapi pihak Tianjin tidak menghadiri undangan tersebut.
Syamsul Bahri mengaku perlu memberikan klarifikasi, terkait timbulnya pemberitaan yang dianggapnya telah membunuh karakter dirinya dalam dunia usaha.
“Seharusnya ada semacam surat somasi dari pihak Tianjin yang disampaikan kepada pihaknya, jika memang merasa dirugikan,”imbuhnya.
Masih dengan Syamsul, tidak ada niat sedikitpun untuk tipu menipu. Barangnya ada kok, hanya saja kita mau duduk satu meja dulu. Karena ada beberapa hal yang harus dibicarakan kembali soal pengiriman yang sisa 17 kontainer ini,”ungkapnya.
Menurut Syamsul Bahri siap untuk bertemu dengan pihak Tianjin atau yang menerima kuasa langsung secara sah, untuk menjelaskan yang sebenarnya.
“Dengan demikian, apa yang dituduhkan, bahwa kerugian pengusaha China sebesar Rp 4,450 miliar itu tidaklah benar. Yang benar paling sekitar 1,2 miliar saja dan itupun barangnya berupa Miko sudah kami siapkan. Jadi tidakada tipu menipu,” pungkas Syamsul Bahri.