Breaking News

Radio Player

Loading...

Di Kota Depok Masih Ada Pengamen Jalanan Anak Dibawah Umur

Jumat, 6 Januari 2023

URL berhasil dicopy

URL berhasil dicopy

Depok,DNID Banten.co.id-Kota layak anak atau kota ramah anak adalah suatu gagasan yang menunjukkan jika lingkungan kota yang terbaik adalah lingkungan yang memiliki komunitas yang kuat secara fisik dan tegas, komunitas yang mempunyai aturan yang jelas; yang memberi kesempatan pada anak, dan memiliki fasilitas pendidikan yang memberi kesempatan anak untuk mempelajari dan menyelidiki lingkungan dan dunia mereka.

Kota Depok pada 25 Jul 2022 merupakan penerima penghargaan Kota Layak Anak yang diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia.

Secara mengejutkan Kota Depok berhasil meraih penghargaan sebagai Kota Layak Anak (KLA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir tahun 2022. Sungguh sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi kalangan eksekutif kota, namun terasa mengganjal di mata mayoritas warganya.

ads

Namun, keberhasilan yang diraihnya Kota Depok sebagai Kota Layak Anak tidak sulit rasanya untuk menjumpai kaum marginal anak jalanan. Hampir di perempatan jalanan Kota Depok banyak ditemui anak-anak putus sekolah yang berprofesi sebagai pemulung, pengamen, penjual makanan ringan, pengemis, hingga gelandangan tanpa penghidupan dan tempat tinggal jelas selain di emperan pertokoan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seperti halnya diungkapkan Abay (48) dari Warga Cilodong, memberikan informasi kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Jum’at (06/01/23) Anak-anak di bawah umur masih banyak berkeliaran menjadi pengamen badut yang meminta-minta dengan modus kostum berlaga seperti Badut. Pemandangan tersebut terlihat sekitaran wilayah Cilodong. “Bukan di Jakarta saja bang badut anak-anak kecil, di Cilodong setiap sore banyak yg mengamen jadi badut”, ujarnya kepada wartawan.

Ironisnya Anak-anak ini kehilangan hak untuk bersekolah dan bermain, serta menjadi korban eksploitasi ekonomi. Fenomena anak-anak menjadi badut jalanan, menjadi pertanda bahwa mereka adalah kelompok yang rentan dieskploitasi secara ekonomi dengan dipaksa atau dibiarkan bekerja.

Berita Terkait

Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah Sebut Gugatan Mentan ke Tempo Sebagai Uji Akuntabilitas Publik
Banjir Kembali Melanda Desa Monggo dan Ncandi Madapangga Bima
Diduga Rebutan LC dan Perlihatkan Senpi di Tempat Hiburan Malam, Polres Jeneponto Selidiki Oknum Anggota “Nakal”
Oknum ASN dan Oknum Polisi Jeneponto Diduga “Rebutan LC” di Tempat Hiburan Malam
Seruan Aksi KAJ Sulel Anggap Keliru Kementan RI Gugat Tempo Rp 200 Miliar Lewat PN Jakarta
Wali Kota Munafri Terima Aspirasi Buruh FSPMI, Akan Libatkan Bahas Kenaikan UMK 2026
Cantumkan Jabatan Dalam Surat Somasi Terhadap Anak, Oknum ASN Diduga Salah Gunakan Jabatan 
Soal Uang Rp55 Juta: Warga Bantaeng Sebut Digelapkan, Oknum Polisi Klaim Itu Komisi Kasus
Berita ini 42 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 20:50 WITA

Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah Sebut Gugatan Mentan ke Tempo Sebagai Uji Akuntabilitas Publik

Kamis, 6 November 2025 - 16:33 WITA

Banjir Kembali Melanda Desa Monggo dan Ncandi Madapangga Bima

Rabu, 5 November 2025 - 15:54 WITA

Diduga Rebutan LC dan Perlihatkan Senpi di Tempat Hiburan Malam, Polres Jeneponto Selidiki Oknum Anggota “Nakal”

Rabu, 5 November 2025 - 00:01 WITA

Oknum ASN dan Oknum Polisi Jeneponto Diduga “Rebutan LC” di Tempat Hiburan Malam

Selasa, 4 November 2025 - 19:09 WITA

Seruan Aksi KAJ Sulel Anggap Keliru Kementan RI Gugat Tempo Rp 200 Miliar Lewat PN Jakarta

Kamis, 30 Oktober 2025 - 20:42 WITA

Wali Kota Munafri Terima Aspirasi Buruh FSPMI, Akan Libatkan Bahas Kenaikan UMK 2026

Kamis, 30 Oktober 2025 - 13:04 WITA

Cantumkan Jabatan Dalam Surat Somasi Terhadap Anak, Oknum ASN Diduga Salah Gunakan Jabatan 

Rabu, 29 Oktober 2025 - 21:31 WITA

Soal Uang Rp55 Juta: Warga Bantaeng Sebut Digelapkan, Oknum Polisi Klaim Itu Komisi Kasus

Berita Terbaru