Makassar, DNID Sulsel— Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Rappocini mengutuk keras pengeroyokan yang terjadi di depan Mandala finance, jl. Pelita Raya, Kota Makassar, Sabtu, (22/07/2023).
Ketua Pemuda Rappocini Ariyatman Angkat suara terkait hal ini, Menurutnya, hal ini adalah tindakan premanisme yang menciderai nilai-nilai demokrasi. Apalagi mahasiswa sedang menyampaikan pendapat dan aspirasinya.
“Ini tindakan premanisme yang menciderai nilai-nilai demokrasi, dan harus diusut tuntas, mereka kan menyampaikan aspirasi, jangan jangan ini tindakan yang disengaja untuk membubarkan para peserta aksi,” ungkapnya.

Ari sapaan akrabnya juga menyampaikan, agar pemerintah kota Makassar mencabut izin operasional Mandala Finance, karena sumber masalah awal ini diduga karena pihak Mandala tidak membayarkan BPJS dan Pesangon karyawan yang di PHK, terlebih lagi tak mampu mengontrol karyawannya saat mahasiswa melakukan aksi demontrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mandala ini kan perusahaan besar, masa tidak siap di kritik, adik-adik mahasiswa inikan cuma menyampaikan aspirasinya, kenapa harus dipukuli, berarti Mandala sebagai perusahaan besar tidak mampu mengendalikan karyawannya, selanjutnya, sumber masalah utamanya ada di Mandala finance yang diduga tidak membayarkan BPJS dan Pesangon karyawannya, jadi saya meminta kepada Pemkot Makassar untuk mencabut izin operasional Mandala finance,” tegasnya
Sebelumnya, Mahasiswa berinisial MVS di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dikeroyok saat menggelar unjuk rasa. Polisi telah mengamankan tiga orang terduga pelaku.
“Sudah ada tiga tadi diamankan,” ujar Kapolsek Rappocini AKP Muhammad Yusuf kepada detikSulsel, Sabtu (22/7/2023).
Korban dikeroyok di sekitar kantor Mandala Multifinance Jalan Pelita Raya, Kecamatan Rappocini, Sabtu (22/7/2023). Awalnya korban yang tergabung dalam kelompok mahasiswa HMI dan serikat buruh hendak melakukan unjuk rasa di kantor Mandala Finance.
“Awalnya tadi unjuk rasa bersamaan dengan ulang tahunnya Mandala,” tutur Yusuf.
Lanjut Yusuf, saat unjuk rasa terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak hingga berujung penganiayaan. Polisi yang berada di lokasi kemudian mengamankan terduga pelaku.
“Jadi terjadi miskomunikasi terjadi kasus penganiayaan jadi sudah diambil,” katanya
Yusuf mengaku belum mengetahui penyebab terjadinya pengeroyokan terhadap korban. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait penyebab aksi pengeroyokan itu.
“Kita tidak tahu mungkin masih dilidik Polrestabes,” kata Yusuf.
Yusuf menambahkan para mahasiswa dan serikat buruh itu hendak berunjuk rasa terkait aksi pemecatan karyawan Mandala Multifinance. Mereka ingin memperjuangkan hak dari karyawan tersebut.
“Ada karyawannya Mandala yang di PHK dia perjuangkan hak-haknya,” sebut Yusuf.