Disebutkan, alasan kades sering ke rumah korban karena bapaknya merupakan tukang dari kepala desa.
Ditempat terpisah, Humas Polres Kolaka, Iptu Dwi Arif, mengatakan, dugaan kasus pelecehan tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
“Maaf pak, saya konfirmasi terlebih dahulu karena korban kalau tidak salah sedang konsul ke psikolog di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau DPPPA Sultra,” katanya.
Masih tahap penyelidikan dan mendalami kasusnya untuk mencari bukti,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Rabu (24/4/2024).
Diapun menyampaikan sejumlah poin terkait penanganan kasus yang dilaporkan ke kepolisian tersebut.
Penyidik menindaklanjuti pengaduan masyarakat, sementara penyelidikan dan mendalami kasusnya untuk mencari bukti.
Kemudian, rencananya digelar perkaranya untuk menetapkan apakah kasusnya dapat dinaikkan ke tahap penyidikan.
Sebelumnya, ibu korban S berinisial M mengaku sudah melaporkan dugaan kasus pelecehan oknum kades N ke kepolisian.
Dia mengaku putrinya mengalami trauma hingga masuk rumah sakit akibat kejadian tak senonoh tersebut.
“Dia drop tidak mau makan, tidak mau tidur, dihantui terus,” katanya kepada TribunnewsSultra.com, pada Selasa (2/4/2024).
Sementara, korban S menceritakan kronologi pelecehan terjadi saat dirinya lewat depan kantor desa di Kecamatan Iwoimendaa itu.
“Terus saya dipanggil sama kepala desa untuk singgah,” jelasnya pada Rabu (24/4/2024).
N disebutkan langsung memaksa korban masuk ke dalam kantor desa setelah menghentikannya.
“Saya disuruh masuk secara paksa dipeluk, diraba-raba, diremas-remas bagian payudara dan dicium pipiku sebelah kiri satu kali juga sebelah kanan satu kali,” ujarnya.
Usai melakukan aksi tersebut, N lalu memberikan uang Rp100 ribu kepada korban.
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 Baca Halaman Selanjutnya
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan