Masyarakat Pangkalpinang perlu diingatkan bahwa memilih kotak kosong adalah cara untuk memperjuangkan pilihan yang lebih baik. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka menginginkan calon yang benar-benar memperhatikan rakyatnya, bukan hanya untuk mempertahankan status quo. Dalam konteks ini, ajakan untuk memilih Molen dan Hakim seharusnya dilandasi oleh penilaian yang objektif, bukan semata-mata karena paslon tunggal didukung oleh semua partai politik termasuk partai dari Dato’ Ramli Sutanegara.
Masyarakat harus diberikan ruang untuk memilih sesuai keyakinan mereka tanpa merasa tertekan. Pilihan untuk memilih kotak kosong merupakan bagian dari hak asasi masyarakat dalam berdemokrasi. Jangan sampai suara mereka dibungkam hanya karena pandangan yang terbatas tentang apa itu keberhasilan dalam pemilihan umum.
Diskriminasi terhadap kotak kosong sebagai pilihan adalah bentuk pengabaian terhadap suara rakyat. Ketika masyarakat merasa tidak memiliki pilihan yang sesuai, memilih kotak kosong menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan.
Mengapa hanya suara penolakan terhadap kotak kosong yang diperhatikan, sementara suara yang menyerukan untuk tidak memilih paslon tunggal dianggap sebagai ujaran kebencian? Ini menciptakan ketidakadilan dalam diskursus demokrasi kita. Demokrasi seharusnya memberikan ruang bagi semua pendapat, termasuk dukungan terhadap kotak kosong sebagai refleksi dari harapan masyarakat akan calon yang lebih baik.
Saya adalah bukan siapa-siapa dikota pangkal kemenangan ini, seorang anak muda bau kencur yang juga tidak begitu paham tentang politik, namun hari ini saya sangat menyayangkan pendapat Dato’ Ramli Sutanegara orang yang saya anggap Sebagai seorang panutan dan tokoh masyarakat, namun pernyataan yang tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi patut dipertanyakan kredibilitasnya sebagai seorang tokoh masyarakat. Seharusnya, seorang tokoh mengajak dialog dan saling menghormati pilihan masyarakat, bukan memaksakan pandangan pribadi.
Halaman Berita ini : 1 2 3 Baca Halaman Selanjutnya
Penulis : Muhamad Zen
Sumber Berita : Relawan Kota Kosong