Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dialog yang sehat dan produktif, serta mencegah penyebaran informasi yang memecah belah masyarakat. Mengedepankan sikap saling menghargai dan mendengarkan suara rakyat adalah kunci, tanpa menciptakan narasi menyesatkan untuk kepentingan politik.
Penggunaan isu SARA sebagai senjata politik merugikan semua pihak dan mencemari integritas proses demokrasi. Dalam konteks Pilkada Pangkalpinang 2024, seharusnya semua pihak berfokus pada visi, misi, dan program kerja calon, bukan terjebak dalam permainan kotor yang merusak reputasi dan kredibilitas.
Politik seharusnya menjadi ruang untuk adu gagasan, bukan adu domba. Penyebaran informasi tidak akurat hanya akan mengakibatkan kesalahpahaman di kalangan masyarakat dan mengganggu kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.
Relawan kotak kosong menolak untuk terjebak dalam dinamika negatif ini dan akan terus mengedepankan nilai-nilai kejujuran dan integritas.
Saat ini, kita menyaksikan demokrasi yang dikebiri dengan tidak adanya ruang kompetisi dalam Pilkada Pangkalpinang 2024. Semua partai diborong tanpa sisa , ditambah adanya indikasi keterlibatan ASN dan perangkat lainnya yang tidak netral. KPU sebagai penyelenggara pemilu juga terindikasi memihak dengan adanya pernyataan salah satu komisioner KPU (Muhamad) yang mengatakan bahwa 99,9 persen calon tunggal menang karena sudah terkondisikan. Kondisi ini jauh lebih patut diwaspadai dibandingkan dengan isu SARA.
Masyarakat adalah korban utama dari ketidakadilan politik ini. Kita dipaksa menerima pilihan yang mungkin tidak kita sukai. Untungnya, negara memberikan pilihan kolom kosong. Tanpa itu, angka golput bisa meningkat.
Halaman Berita ini : 1 2 3 Baca Halaman Selanjutnya
Penulis : Muhamad Zen (Sekretaris Rumah Aspirasi Kotak Kosong Kota Pangkalpinang)
Sumber Berita : Rumah Aspirasi Kotak Kosong Kota Pangkalpinang