Oleh : Baharuddin Solongi (Pengamat Politik dan Konsultan Tata Kelola Pemerintahan)
Tak dapat dipungkiri, masih terdapat sekelompok pemilih yang bingung dalam menentukan pilihannya dalam Pemilihan Pasangan Calon Kepala daerah yang dilakukan secara serentak, pada tanggal 27 Novemver 2024 nanti.
Salah memilih pemimpin dalam pilkada dapat membawa berbagai dampak negatif, yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Paling tidak, terdapat tujuh dampak negatif salah memilih, antara lain; Kebijakan kepala daerah tidak pro-rakyat, korupsi dan penyalahgunaan Pekuasaan, pembangunan daerah yang kurang merata, penurunan kualitas pelayanan publik, instabilitas sosial dan politik, dan lambatnya kemajuan ekonomi daerah. Selain itu, juga berdampaok pada lingkungan hidup yang terancam rusak.
Olehnya itu, sangat penting memilih pasangan calon kepala daerah yang memiliki integritas, kompetensi, dan visi yang jelas. Kepala daerah yang baik mampu membawa perubahan positif, memperbaiki pelayanan publik, dan memastikan pembangunan yang adil dan berkelanjutan.
Menentukan pilihan dalam Pilkada tidaklah mudah dan sering dihadapkan pada berbagai tantangan yang memengaruhi proses pengambilan keputusan pemilih. Tantangan utama tersebut, antara lain; tidak semua pemilih memiliki akses ke informasi yang akurat tentang calon. Sebagian besar informasi yang diterima masyarakat berasal dari media atau pihak yang mungkin memiliki kepentingan tertentu. Ketidakjelasan visi, misi, atau rekam jejak calon juga membuat sulit bagi pemilih untuk menilai kualitas calon secara obyektif. Kampanye hitam dan berita bohong (hoaks) sering digunakan untuk menjatuhkan lawan politik, menyebabkan pemilih mendapatkan informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Politik uang masih sering terjadi, terutama di daerah dengan tingkat literasi politik yang rendah.
Halaman Berita ini : 1 2 3 4 Baca Halaman Selanjutnya
Editor : Redaksi Sulawesi Selatan