Breaking News

Radio Player

Loading...

Membangun KKSS dengan Semangat Sirui Menre Tessirui No’

Selasa, 8 April 2025

URL berhasil dicopy

URL berhasil dicopy

Oleh: Ir. Hasbi Syamsu Ali, MM (Koordinator Expo PSBM XXV dan Mubes KKSS XII)

Makassar, DNID.co.id- DALAM dinamika kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat, terutama dalam keluarga besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), nilai-nilai kultural bukan sekadar hiasan warisan leluhur, melainkan fondasi utama dalam membangun kebersamaan dan solidaritas sosial.

Salah satu falsafah luhur yang patut menjadi pegangan moral kita hari ini adalah Sirui Menre Tessirui No’, yang berarti jika satu naik, yang lain tidak ditinggal. Ini adalah prinsip untuk bisa tumbuh dan berkembang bersama-sama tanpa ada yang ditinggalkan.

ads

Falsafah ini mengandung pesan kemanusiaan yang mendalam, bahwa kita tidak boleh tumbuh sendiri, tanpa menarik yang lain untuk turut tumbuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam organisasi besar seperti KKSS, prinsip ini menjadi landasan yang sangat relevan dan strategis untuk membangun kekuatan kolektif di tengah tantangan zaman, baik secara nasional maupun dunia global.

Sirui Menre Tessirui No’ bukan hanya soal empati, tetapi lebih dari itu: ia adalah bentuk komitmen aktif untuk memajukan sesama.

Ketika satu orang atau kelompok berhasil dalam pendidikan, bisnis, jabatan, atau kontribusi sosial, maka keberhasilan itu harus membuka jalan bagi yang lain. Tidak boleh ada yang ditinggalkan, apalagi dilupakan.

Semangat ini menggeser cara pandang kita dari sekadar kompetisi ke arah koevolusi—bertumbuh bersama secara harmonis dan kolektif.

Itulah wujud konkret dari semangat “tabe’, sipatuo-sipatokkong”, budaya kita yang mengajarkan untuk saling menghargai dan mendukung dalam setiap langkah.

*Aktualisasi Nilai dengan Aksi Nyata*

Kita sudah akrab dengan nilai siri’ na pesse, yang mencerminkan harga diri dan empati. Begitu pula dengan sumangeq dan ininnawa—daya hidup dan hati nurani—yang menjadi sumber kekuatan kita untuk bertahan di tengah badai zaman.

Tapi semua nilai itu hanya akan menjadi cerita lama jika tidak kita hidupkan dalam keseharian. Sirui Menre Tessirui No’ adalah perpanjangan tangan dari nilai-nilai tersebut, tetapi dalam bentuk yang lebih aplikatif dan terukur.

Di sinilah KKSS harus hadir sebagai organisasi yang bukan hanya menjaga kebudayaan, tetapi juga menjadi motor penggerak kesejahteraan dan pemberdayaan.

KKSS hari ini harus tampil sebagai jaringan sosial yang tidak sekadar berhimpun, tetapi berfungsi—menjadi simpul penghubung antarwarga perantauan dengan berbagai latar belakang profesi, generasi, dan potensi.

Kita butuh sistem pendataan, pemetaan sumber daya, dan program-program yang mendorong capacity building bagi warga.

Setiap anggota KKSS adalah akar dari pohon besar yang sama. Jika akar saling menguatkan, maka pohon itu tidak akan tumbang meski diterpa angin perubahan. Dan bila satu akar menemukan sumber air—yakni ilmu, pengalaman, peluang—maka air itu harus disalurkan ke seluruh bagian agar pohon bisa terus hidup dan berkembang.

Oleh karena itu, menjelang perhelatan Musyawarah Besar KKSS ke-12 tahun 2025 ini, saya mengajak kita semua untuk menjadikan Sirui Menre Tessirui No’ bukan hanya semboyan, tapi gerakan kolektif dalam organisasi KKSS—dari pusat hingga wilayah, dari kota hingga desa, dari yang tua hingga generasi muda.

Mari kita hidupkan budaya bantu-membantu bukan hanya saat bencana, tapi juga dalam membangun masa depan: membantu sesama memulai usaha, membuka akses pendidikan, menciptakan jejaring profesi, serta mengangkat potensi lokal ke tingkat nasional dan global.

Karena sesungguhnya, jika satu di antara kita naik, maka kita semua akan ikut naik (Sirui Mendre). Itulah arti tumbuh bersama, menuju kejayaan bersama dalam wadah paguyuban KKSS yang kita cintai bersama. (*)

Penulis : Mursalim Tahir

Editor : Admin

Sumber Berita : Ir. Hasbi Syamsu Ali, MM

Berita Terkait

Oknum Kakon di Tanggamus, diduga Korupsi DD Tahun 2023-2024, Anggaran Ketahanan Pangan dan Fisik Jadi Sorotan
Braza, Siswa 11 Tahun, Tampilkan Silat Daerah di Pesta Pernikahan 
Puluhan Jurnalis Talangpadang, Gelar Ngobar, Perkuat Silahturahmi
Pembangunan Jalan Waynipah–Tampang Tua, Antara Komitmen Hijau dan Keadilan Sosial
Dua Dapur MBG Mulai Beroperasi di Suka Bandung, Kepala Pekon Beri Apresiasi
Pohon Kelapa Tumbang Timpa Rumah Warga di Pekon Penantian, Pulau Panggung
LSM Seroja Tanggamus Telusuri Dugaan Ketidakwajaran Dana Publikasi di Kecamatan Sumberejo
DPD ABPEDSI Kabupaten Tanggamus Gelar Kunjungan Kerja ke DPK Limau
Berita ini 38 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 11:46 WITA

Oknum Kakon di Tanggamus, diduga Korupsi DD Tahun 2023-2024, Anggaran Ketahanan Pangan dan Fisik Jadi Sorotan

Minggu, 19 Oktober 2025 - 13:43 WITA

Braza, Siswa 11 Tahun, Tampilkan Silat Daerah di Pesta Pernikahan 

Jumat, 17 Oktober 2025 - 07:28 WITA

Puluhan Jurnalis Talangpadang, Gelar Ngobar, Perkuat Silahturahmi

Kamis, 16 Oktober 2025 - 12:05 WITA

Pembangunan Jalan Waynipah–Tampang Tua, Antara Komitmen Hijau dan Keadilan Sosial

Senin, 13 Oktober 2025 - 15:03 WITA

Dua Dapur MBG Mulai Beroperasi di Suka Bandung, Kepala Pekon Beri Apresiasi

Senin, 13 Oktober 2025 - 14:20 WITA

Pohon Kelapa Tumbang Timpa Rumah Warga di Pekon Penantian, Pulau Panggung

Senin, 13 Oktober 2025 - 09:46 WITA

LSM Seroja Tanggamus Telusuri Dugaan Ketidakwajaran Dana Publikasi di Kecamatan Sumberejo

Minggu, 12 Oktober 2025 - 20:51 WITA

DPD ABPEDSI Kabupaten Tanggamus Gelar Kunjungan Kerja ke DPK Limau

Berita Terbaru

Kriminal Hukum

Polda Metro Jaya Bekuk Pengedar Ganja di Tambora

Sabtu, 25 Okt 2025 - 19:57 WITA