Koba,Dnid.Co.Id – Kamis (14/8/2025) pagi, halaman Mako Polsek Koba berubah jadi arena perlawanan. Ratusan warga berbondong-bondong datang, bukan untuk protes, tapi untuk menyerbu komoditas pangan dengan harga yang membuat pasar tradisional terdiam.
Polres Bangka Tengah, bersama seluruh Polsek jajaran, menggelar Gerakan Pangan Murah hari ketiga. Aksi ini bukan kegiatan biasa—melainkan operasi serentak skala nasional yang dipimpin langsung Kapolri lewat Zoom Meeting, menandai dimulainya “serangan harga” ke seluruh penjuru negeri.
Di Koba, hadir Staf Ahli Pemkab Bangka Tengah M. Anas Ma’ruf, Kapolres Bangka Tengah, perwakilan Dandim 0413/Bangka, Ketua Bhayangkari, dan unsur Forkopimda. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana harga pangan bisa dipangkas tanpa mengorbankan kualitas.
“Kami hadir untuk memastikan masyarakat memperoleh bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau. Semoga gerakan ini benar-benar meringankan beban kebutuhan sehari-hari,” tegas Kapolres Bangka Tengah.
Daftar harganya memukul balik inflasi: beras SPHP 5 kg Rp59.000, gula Gulavit 1 kg Rp18.000, tepung terigu Segitiga Biru 1 kg Rp12.000, dan minyak goreng merek Kita 1 liter Rp18.000.
Stok di Koba tidak main-main: 350 karung beras, 36 bungkus tepung, 40 bungkus gula, dan 60 liter minyak goreng. Di Polsek Sungai Selan, Simpang Katis, Namang, dan Lubuk Besar, aksi serupa berlangsung dengan variasi stok yang tetap menggiurkan.
Gerakan ini adalah senjata Polri menggandeng Bulog untuk menekan gejolak harga. Warga mengantre rapi, belanja tanpa panik, dan pulang dengan kantong penuh—sebuah pemandangan yang langka di tengah ancaman inflasi.
Pengamanan ketat dan pengaturan lalu lintas memastikan operasi ini berjalan mulus. Pasar boleh kaget, pedagang boleh berpikir ulang, tapi di Bangka Tengah, rakyat tahu: mereka baru saja memenangkan satu babak penting dalam perang melawan harga tinggi.
Penulis : ALE
Editor : REDAKSI DNID.CO.ID BABEL
Sumber Berita : HUMAS POLRES BANGKA TENGAH