Pangkalpinang, Dnid.Co.Id – Siang itu, Rabu (10/9/2025), jalan sempit di Kelurahan Semabung Lama, Pangkalpinang, mendadak menjadi panggung kecil penuh haru. Bukan suara klakson pasar atau derap kendaraan, melainkan langkah rombongan polisi. Dari arah Mapolda, Kapolda Kepulauan Bangka Belitung Irjen Pol Hendro Pandowo datang sederhana—hanya dengan sepeda motor. Di tangannya, ia membawa bukan sekadar bantuan, melainkan harapan baru: sebuah kaki palsu untuk Sawari (55), warga yang kakinya diamputasi akibat komplikasi diabetes.
Momen itu cepat menghangat. Hendro tak hanya menyerahkan, ia ikut berjongkok di lantai rumah papan sederhana milik Sawari, memasangkan kaki palsu dengan tangannya sendiri. Senyum Sawari pecah, matanya berkaca, seolah potongan hidup yang hilang perlahan kembali menyatu.
“Tadi kita blusukan ke rumah Pak Sawari, untuk kasih langsung bantuan kaki palsu. Alhamdulillah, beliau senang karena ini bisa sedikit membantu aktivitas sehari-hari,” ujar Hendro dengan nada lega.

Awal Kisah dari Laporan Bhabinkamtibmas
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bantuan itu lahir dari mata yang peka di lapangan. Seorang Bhabinkamtibmas melaporkan kepada Hendro bahwa ada warga di Semabung Lama yang sakit dan kehilangan kaki akibat amputasi. Hendro menindak cepat.
“Saya dapat informasi dari anggota bahwa ada warga sakit, kakinya diamputasi. Maka saya perintahkan segera ditindaklanjuti. Kaki palsu kita pesan, dan hari ini bisa langsung diserahkan,” bebernya.
Turut mendampingi Kapolda, Dir Binmas Kombes Pol Ridwan Raja Dewa, Kabid Humas Kombes Pol Fauzan Sukmawansyah, dan Kapolsek Bukit Intan Kompol Yosyua Surya Admaja. Di rumah kecil itu, mereka menyaksikan seorang jenderal polisi duduk lesehan, menyalami warga, tanpa sekat dan tanpa jarak.
Harapan yang Menyala
Saat kaki palsu itu terpasang, Hendro kembali menepuk bahu Sawari.
“Alhamdulillah, semoga bermanfaat. Awal-awal mungkin terasa asing, tapi lama-lama terbiasa. Insya Allah Bapak bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” ucapnya.
Bagi Sawari, hadiah itu lebih dari sekadar alat bantu. Itu adalah nyawa kedua.
“Saya sangat bahagia sekali. Terima kasih Pak Kapolda dan jajarannya yang sudah mau datang ke rumah saya. Semoga Pak Kapolda sehat selalu, diberikan kekuatan untuk terus membantu masyarakat,” ujarnya dengan suara bergetar.
Lebih dari Sekadar Bantuan
Bantuan kaki palsu ini menegaskan: tugas polisi tak hanya soal patroli dan penindakan hukum, tapi juga merangkul ruang-ruang terdalam kehidupan masyarakat. Blusukan dengan sepeda motor tanpa protokol berlebihan memberi pesan kuat pemimpin sejati harus menyatu dengan rakyatnya.
Di tengah kritik publik terhadap aparat, aksi sederhana ini justru menghidupkan kembali kepercayaan. Sawari menjadi simbol: di balik seragam dan pangkat, masih ada sisi humanis yang tulus.
Di rumah kayu yang diterangi cahaya tipis dari jendela tua itu, seorang pria paruh baya kembali bisa berdiri. Bukan hanya karena kaki palsu yang kini menyangga tubuhnya, tapi karena hadirnya kepedulian nyata dari seorang Kapolda.